Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Sumbawa yang Tangkap Lobster di Perairan NTT Diminta Terbuka pada Penyidik

Kompas.com - 07/12/2023, 10:30 WIB
Susi Gustiana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Barat (NTB), Muslim meminta para nelayan asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ditangkap usai menangkap lobster terbuka pada penyidik.

Hal itu agar petugas dapat mengetahui pihak-pihak lain yang juga terlibat. Dia menduga, ada pihak selain nelayan yang memodali para nelayan hingga mencari lobster sampai ke NTT.

“Ada orang di belakang mereka yang modali sebagai pelaku usaha. Jadi nelayan itu pekerja, ada yang modali itu makanya jauh mancing ke wilayah NTT,” ujar Muslim saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (6/12/2023).

Baca juga: Nelayan Illegal Fishing Larikan Diri, Polairud di Sumbawa Amankan Perahu dan Kompresor

“Ada pelaku usaha yang seharusnya disalahkan, makanya saya minta nelayan itu terbuka kepada penyidik atas kasus tersebut,” tegasnya. 

6 tersangka

Sejauh ini, ada 6 nelayan asal Sumbawa yang sudah menjadi tersangka. Berkas perkara pun telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi NTT. 

Namun, masih ada berkas perkara yang belum lengkap sehingga Kejaksaan masih melakukan komunikasi dengan penyidik Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut atau Lantamal VII Kupang.

“Kami ingin nelayan membuka diri. Silahkan bicara jujur dan terbuka. Kami memiliki forum komunikasi dengan NGO yang advokasi masyarakat nelayan,” kata Muslim.

Baca juga: 6 Temannya Jadi Tersangka, 60 Nelayan Disebut Tak Mau Pulang ke NTB

Menurutnya, pemerintah daerah masih mengawal kasus tersebut.

“Kami juga komunikasi sana sini untuk mengetahui update informasi terakhir bagaimana perjalanan kasus tersebut,” tambahnya. 

Ia tidak ingin kejadian serupa terulang kembali.

Edukasi

Menurut Muslim, sosialisasi dan edukasi terutama pada nelayan yang ada di wilayah Desa Pulau Bungin Kecamatan Alas dan Desa Labuhan Mapin Kecamatan Alas Barat sudah dilakukan.

Sosialisasi tersebut dijalankan agar nelayan tidak tergiur berangkat memancing biota laut yang bertentangan dengan Undang-Undang.

Sebelum melaut diharapkan kepada nelayan memiliki nomor induk berusaha (NIB). Karena NIB jadi syarat wajib bagi nelayan untuk mengurus perizinan operasi kapal hingga penangkapan ikan maupun lobster.

“Kami imbau agar nelayan tidak menangkap ikan berbenturan dengan peraturan Undang-Undang apalagi gunakan kompresor dan sebagainya,” ucap Muslim.

Ia juga menekankan agar nelayan memiliki dokumen administrasi lengkap agar tidak berurusan dengan hukum saat memancing ikan maupun biota laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

“Keterbatasan anggaran membuat kami tidak bisa berikan bantuan sembako tiap bulan kepada para istri nelayan yang ada di Desa Labuhan Mapin. Kami kerjasama dengan NGO untuk berikan bantuan kepada istri nelayan tersebut,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com