Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Lampung, dari Sejarah Singkat hingga Motif

Kompas.com - 06/12/2023, 22:04 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Batik Lampung adalah salah satu kekayaan budaya Lampung, selain tapis Lampung yang terkenal.

Pengembangan Batik Lampung dengan memasukkan unsur budaya khas Lampung, pada motifnya. 

Motif Batik Lampung juga menunjukkan kekhasan masing-masing wilayah di Lampung, seperti motif batik Kabupaten Pringsewu yang menggunakann usur bambu di dalam.

Berikut ini adalah sejarah singkat dan motif Batik Lampung.

Batik Lampung

Sejarah Singkat Batik Lampung

Batik Lampung berawal dari Kain Sebage yang merupakan asal usul adanya kain batik di Lampung.

Kain yang berasal dari India tersebut dikenakan masyarakat setempat sejak abad ke-15.

Pada saat itu, kain Sebage digunakan dalam upacara adat, keagamaan, perkawinan, dan penutup jenazah.

Kain Sebage dibagi menjadi dua jenis, yakni Sebage Balak dan Sebage Lunik. Perbedaan keduanya terletak pada penggunaannya.

Baca juga: Laila Al Khusna Memopulerkan Batik Lampung

Kain Sebage Balak digunakan hanya oleh orang-orang tertentu saja pada kegiatan upacara ritual. Adapun, kain Sebage Lunik digunakan oleh masyarakat umum.

Pengembangan Batik Lampung dilakukan sejak tahun 1970, salah satunya oleh budayawan Lampung Andrean Sangaji.

Motif batik yang dikembangkan dengan menambahkan ciri khas Lampung, seperti perahu dan motif batik pohon hayat.

Motif tersebut populer dan menjadi trademark batik Lampung hingga saat ini.

Batik dengan motif pohon hayat mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Islam-Buddha.

Pengembangan batik terus dilakukan oleh para desainer maupun pecinta batik.

Pengembangan motif batik Lampung juga dilakukan dengan menambahkan berbagai budaya yang menjadi ciri khas Lampung, seperti mahkota Siger, gajah, kapal, dan lain sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Regional
Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com