KOMPAS.com - Batik Lampung adalah salah satu kekayaan budaya Lampung, selain tapis Lampung yang terkenal.
Pengembangan Batik Lampung dengan memasukkan unsur budaya khas Lampung, pada motifnya.
Motif Batik Lampung juga menunjukkan kekhasan masing-masing wilayah di Lampung, seperti motif batik Kabupaten Pringsewu yang menggunakann usur bambu di dalam.
Berikut ini adalah sejarah singkat dan motif Batik Lampung.
Batik Lampung berawal dari Kain Sebage yang merupakan asal usul adanya kain batik di Lampung.
Kain yang berasal dari India tersebut dikenakan masyarakat setempat sejak abad ke-15.
Pada saat itu, kain Sebage digunakan dalam upacara adat, keagamaan, perkawinan, dan penutup jenazah.
Kain Sebage dibagi menjadi dua jenis, yakni Sebage Balak dan Sebage Lunik. Perbedaan keduanya terletak pada penggunaannya.
Baca juga: Laila Al Khusna Memopulerkan Batik Lampung
Kain Sebage Balak digunakan hanya oleh orang-orang tertentu saja pada kegiatan upacara ritual. Adapun, kain Sebage Lunik digunakan oleh masyarakat umum.
Pengembangan Batik Lampung dilakukan sejak tahun 1970, salah satunya oleh budayawan Lampung Andrean Sangaji.
Motif batik yang dikembangkan dengan menambahkan ciri khas Lampung, seperti perahu dan motif batik pohon hayat.
Motif tersebut populer dan menjadi trademark batik Lampung hingga saat ini.
Batik dengan motif pohon hayat mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Islam-Buddha.
Pengembangan batik terus dilakukan oleh para desainer maupun pecinta batik.
Pengembangan motif batik Lampung juga dilakukan dengan menambahkan berbagai budaya yang menjadi ciri khas Lampung, seperti mahkota Siger, gajah, kapal, dan lain sebagainya.