Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Video Viral, BPBD Nunukan Tanam Rumput Vetiver di Wilayah Longsor Sembakun

Kompas.com - 06/12/2023, 09:02 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga Desa Atap, kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara membuat video berjudul “Surat Kaleng untuk Tuhan” berdurasi 4 menit 26 detik dan viral di media sosial.

Dalam video itu, warga meminta perhatian pemerintah soal musibah longsor yang terus menggerus desanya.

Warga yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu berkumpul di area longsong. Seorang ibu berkerudung cokelat membacakan surat tersebut sambil menangis.

Usai video itu viral, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Kalimantan Utara, telah melakukan pemetaan dan mitigasi bencana longsor di Desa Atap, Kecamatan Sembakung.

Baca juga: Istri Polisi di Nunukan Laporkan Suami atas Kasus Perselingkuhan

Untuk diketahui, Desa Atap merupakan wilayah pelosok di perbatasan RI-Malaysia, yang menjadi daerah rawan banjir.

Desa Atap selalu menjadi wilayah yang terdampak parah setiap kali banjir kiriman asal Malaysia datang di musim penghujan.

"Kita rapatkan hasilnya dengan Dinas PUPR Provinsi, Balai Wilayah Sungai (BWS), dan BNPB. Langkah awal yang kita lakukan adalah menanam rumput vetiver di lokasi longsor," ujar Kepala Pelaksana BPBD Nunukan, Budiman Arifin, ditemui, Rabu (6/12/2023).

Budiman mengakui, kondisi longsor di Desa Atap butuh penanganan serius karena abrasi sungai Sembakung terus menggerus wilayah bantaran sungai, mengancam eksistensi warga desa.

Dari hasil wawancara BPBD dengan tokoh masyarakat setempat, abrasi sungai sudah terjadi sejak 1980, namun tidak pernah dilaporkan kepada pemerintah terkait.

Sampai kemudian, ada video warga Desa Atap yang viral, yang memohon perhatian pemerintah, dengan judul ‘Surat Kaleng Untuk Tuhan’.

"Jadi ada sekitar 1 km wilayah terdampak abrasi. Data yang kami peroleh sejak 1980 sampai dengan saat ini, sejumlah bangunan seperti Polsek, SDN 012, rumah ibadah, sarana olahraga, perumahan masyarakat, sarang burung wallet, hancur akibat abrasi sungai," papar Budiman.

Selain itu, sudah ada sekitar 85 rumah penduduk yang dihuni 143 KK dan 448 jiwa yang mengalami rusak berat.

Selama ini, setiap kali ada warga yang rumah panggungnya terdampak longsor, warga lain selalu bergiting royong memindahkan rumah korban ke daerah agak jauh dari longsoran.

"Jadi banyak korban longsor, tapi mereka sering berpindah rumah, bergeser agak jauh dari longsoran, tapi memang tetap di bantaran sungai. Mungkin karena mereka berfikir soal lahan," jelasnya.

Sebenarnya, kata Budiman, ada beberapa hasil rapat yang akan segera direalisasikan. Seperti memasang beronjong, memperdalam kanal yang pernah dibuat masyarakat, dan membangun membran dengan tumpukan batu batu besar untuk pencegah abrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Regional
Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Kilas Daerah
Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Regional
Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Regional
Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Regional
Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Regional
Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Pemprov Jateng Buka Magang Jepang Tanpa Kuota Pendaftar, Ini Perinciannya

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Napi Anak Pembunuh Polisi Ungkap Caranya Kabur dari Lapas

Regional
Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Regional
Siswa Kelas 9 Tewas Saat 'Camping' di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Siswa Kelas 9 Tewas Saat "Camping" di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Regional
Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Regional
Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Regional
Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Regional
Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com