"Tapi tentu rencana itu butuh waktu dan anggaran tak sedikit. Maka langkah awal yang kita lakukan adalah menanami rumput vetiver dulu untuk meminimalisir abrasi," tegasnya.
Budiman menjelaskan, tanaman vetiver dapat menahan gempuran aliran hujan deras dan menjaga kestabilan tanah sebagai langkah upaya mitigasi bencana.
Vetiver juga memiliki banyak fungsi. Bagian daunnya dapat bermanfaat menyerap karbon, untuk pakan ternak, mengusir hama, bahan atap rumah, dan bahan dasar kertas.
Pada bagian akarnya bermanfaat mencegah longsor dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, menyerap racun, dan menyuburkan tanah.
Keistimewaan vetiver sebagai tanaman ekologis disebabkan oleh sistem perakarannya yang unik.
Akar vetiver diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras. Di lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat.
Baca juga: Maling Motor di Balai Kota Semarang yang Viral Tertangkap, Ternyata Seorang Residivis
"Akar-akar vetiver bisa tumbuh masuk ke dalam tanah sampai lebih 3 meter. Itu akan sangat berguna menahan tanah agar tidak longsor, sehingga tanah menjadi stabil," jelasnya.
BPBD Nunukan juga tak perlu mendatangkan bibit rumput vetiver, mereka bisa mengambilnya di Desa Salang, tak jauh dari Desa Atap.
Kebetulan, saat ada proyek pembangunan jalan, kontraktor menanam vetifer di lereng gunung untuk mencegah longsor.
Budiman kembali melanjutkan, butuh penanganan cepat untuk longsor di Desa Atap. Apalagi banjir kiriman dari Malaysia datang lebih sering dan tentunya semakin mengakibatkan longsoran kian meluas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.