KOMPAS.com - Kepala Detasemen khusus (Densus) 88 Anti-teror, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Marthinus Hukom, memberi pesan keras kepada pada para pelaku sindikat perdagangan orang.
Hal itu disampaikan Marthinus dalam diskusi publik yang digelar Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI) di Kupang, Selasa (21/11/2023).
Banyak orang, kata dia, mungkin bertanya-tanya kenapa Kepala Densus 88 datang ke Kota Kupang dan berbicara tentang perdagangan orang.
Baca juga: Rombongan Berbaju Gamis Mengaku Mau Syiar ke Malaysia, Rupanya Calon Pekerja Ilegal
Menurutnya, ada sejumlah alasan yakni dirinya kerap berdiskusi dengan Kepala BP2MI Benny Rhamdani tentang pekerja ilegal.
Kemudian, ketua satgas merupakan mantan anggotanya saat bertugas sebagai salah satu pejabat di Densus 88.
Selanjutnya, menjadi tanggung jawab moral dirinya sebagai anak manusia ketika melihat manusia dieksploitasi, dalam hal ini pekerja ilegal.
"Maka kehadiran saya di sini menjadi pesan keras buat para sindikat, bahwa BP2MI tidak sendiri. Kami bersama dengan BP2MI artinya bagi para sindikat jangan main-main. Itu pesan keras saya buat para sindikat," tegasnya.
Dia menyebut, kejahatan sindikat merupakan kejahatan lintas negara yang sudah diatur dalam resolusi PBB.
Baca juga: Digagalkan Keberangkatan ke Kalimantan, 27 Calon Pekerja Ilegal Asal TTS Dipulangkan
“Artinya kita harus serius menangani ini. Masyarakat internasional telah melihat ini sebagai suatu kejahatan internasional. Kita tidak boleh main-main,” ucapnya.
Menurut dia, esensi dari kejahatan yakni adanya rekrutmen, pergeseran atau pemindahan manusia dan eksploitasi manusia.
Dia juga mengapresiasi BP2MI yang telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) sebagai upaya pencegahan dan pengawasan.
“Saya berharap Satuan Tugas ini melaksanakan tugas-tugas yang bersifat extraordinary. Ketika pekerjaan atau kejahatan yang bersifat extraordinary maka kita harus hadapi juga dengan struktur yang extraordinary,” ujar dia.
"Saya berharap, bukan hanya struktur yang berperan tapi semua pihak ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah ini," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.