KOMPAS.com-Warga Bireuen dan Aceh Utara menolak pengungsi Rohingya yang hendak berlabuh.
Penolakan semacam ini terjadi untuk pertama kali, setelah sebelumnya etnis yang terusir dari Myanmar itu selalu diterima secara baik.
Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek menyebutkan, terjadinya penolakan ini karena ada perasaan bahwa masalah pengungsi ini hanya diserahkan ke masyarakat.
Baca juga: Tak Cuma Bireuen, Warga Aceh Utara Juga Tolak Pengungsi Rohingya
Pemerintah pusat tidak dirasakan warga Aceh ikut membantu dalam menangani masalah pengungsi ini.
"Masyarakat kita dan pemerintah kabupaten, kota, dan (provinsi) di Aceh sudah berbuat maksimal selama ini untuk pengungsi, tapi pemerintah pusat tidak mau perhatian terhadap masalah ini," kata Miftach saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Jumat (17/11/2023).
"Kami berharap pusat harus segera turun tangan jangan melepas ini kepada Pemerintah Aceh dan rakyat Aceh sendiri saja," sambungnya.
Panglima Laot merupakan lembaga adat resmi laut yang membawahi nelayan di Aceh. Semua permasalahan yang berhubungan dengan laut di Aceh tidak terlepas dari wewenang lembaga tersebut.
Baca juga: Mengenal Etnis Rohingya dan Sejarah Pengungsiannya dari Myanmar
Sebelumnya diberitakan, pengungsi Rohingya yang ingin berlabuh di Pidie pada Kamis (16/11/2023) mendapat penolakan dari warga.
Perahu kayu yang membawa imigran itu pun sampai terombang-ambing ombak di pesisir Aceh selama beberapa jam.
Penolakan juga terjadi pada hari yang sama di Aceh Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.