UNGARAN, KOMPAS.com - Kawasan lereng Gunung Merbabu Kabupaten Semarang, tepatnya di Dusun Sokowolu Desa Tajuk Kecamatan Getasan mengalami kebakaran.
Api membakar hutan pinus dan lahan yang ada di sekitarnya, sehingga relawan dan petugas kesulitan memadamkan.
Kebakaran tersebut mulanya diketahui terjadi Jumat (27/10/2023) pukul 09.00 WIB.
"Kemungkinan karena ranting-ranting pohon yang mengering dan efek cuaca panas, saling gesekan," kata seorang warga, Santoso.
Baca juga: Perjuangan Mengibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Merbabu
Dia mengatakan, kondisi diperparah angin kencang sehingga api menyebabkan kebakaran cepat meluas.
"Api berasal dari daerah Sokowolu, kemudian merambat ke atas di daerah Gedong. Api semakin besar tadi karena angin yang kencang," kata dia.
Karena kondisi lahan yang terbakar cukup curam dan banyak jurang, pemadaman dilakukan dengan cara manual.
"Kita padamkan dengan alat seadanya, dan terutama dengan penyekatan agar api tidak menjalar terlalu luas. Ini sudah terlanjur besar, kita hanya berharap nanti ada hujan," kata Santoso.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang Anang Sukoco mengatakan, untuk luasan lahan yang terbakar belum diketahui.
"Ini kita back up relawan dan warga yang melakukan upaya pemadaman, sementara kirim satu regu," ujar dia..
Kapolsek Getasan Polres Semarang Iptu Ari Parwanto mengatakan, kebakaran terjadi di lahan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM).
Baca juga: Gunung Merbabu Bukan Cuma tentang Sabana Indah...
"Kami bersama jajaran TNI, relawan dan warga sekitar melakukan penyisiran sejauh kurang lebih lima kilometer dari jalan arah Dusun Ngaduman, kami gunakan alat seadanya untuk memadamkan api," kata dia.
Menurut Ari, hingga pukul 17.00 WIB, sebagian api sudah berhasil dipadamkan.
"Lahan yang terbakar merupakan hutan pinus, bukan lahan produktif milik warga, dan jarak titik api masih jauh dengan pemukiman warga, namun tim gabungan dari Polsek dan Koramil Getasan dibantu petugas TNGM, relawan dan warga sekitar, masih berjaga jaga di dua dusun yaitu Gedong dan Sokowolu," ujar Ari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.