Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Kelurahan di Kota Bima Alami Kekeringan Ekstrem, 21.803 Jiwa Kesulitan Air

Kompas.com - 02/10/2023, 20:18 WIB
Syarifudin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat ada 21.803 jiwa di 16 kelurahan yang dilanda krisis air bersih akibat musim kemarau panjang dan fenomena El Nino.

"Berdasarkan data yang terdampak kekeringan atau air bersih hingga Oktober 2023, terdapat 16 kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 21.803 jiwa," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat dan Logistik BPBD Kota Bima Najamudin kepada Kompas.com, Senin (2/10/2023).

Ia mengatakan, belasan kelurahan di wilayahnya yang dilanda kekeringan tersebar di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Rasanae Barat, Asakota, Raba, dan Rasanae Timur.

"Itu berdasarkan data dari kelurahan yang sudah memasukkan surat resmi ke kita. Kecamatan Rasanae Barat dan Mpunda yang paling banyak," ujarnya.

Baca juga: Mobil Damkar Terguling di Kota Bima, 2 Petugas Tewas dan 1 Terluka

Ia mengatakan, wilayah Kota Bima dalam beberapa bulan terakhir mengalami hari tanpa hujan, sehingga membuat sebagian wilayah di daerah itu mengalami kekeringan ekstrem.

Bahkan, kekeringan ini menyebabkan sumur warga mengering. Akibatnya, puluhan ribu penduduk kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

"Kondisi di puncak kemarau ini memang sedikit ekstrem. Ini kondisi iklim yang tak bisa dihindari. Akibatnya, ketersediaan air tanah sangat berkurang. Bahkan ada juga sumur-sumur warga di beberapa titik sudah kering, sehingga masyarakat mengalami kesulitan air," kata dia.

Baca juga: Slogan Kota Bima Diganti, Pj Wali Kota Fokus Jalankan 6 Program Prioritas

Menurutnya, warga sekitar wilayah terdampak mayoritas menggunakan air bawah permukaan sebagai sumber air bersih. Namun, ada juga beberapa warga yang menggunakan air dari PDAM.

Untuk mendapatkan air bersih, Najamudin mengaku, warga sempat melakukan beberapa hal. Salah satunya dengan melakukan pengeboran sumur baru hingga kedalaman 10 meter. Namun airnya tidak keluar.

"Airnya tidak ada, karena sumber air bawah tanah sudah menyusut akibat dampak kekeringan. Saat ini, masyarakat tidak punya alternatif lagi," tuturnya.

Kekeringan yang dialami warga di daerah itu kurang lebih sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Dampak kekeringan juga dapat dilihat dengan menyusutnya debit air di sumur-sumur milik warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Regional
Warga Semarang, Ini Rangkaian Acara untuk Sambut HUT Ke-477 Kota Semarang

Warga Semarang, Ini Rangkaian Acara untuk Sambut HUT Ke-477 Kota Semarang

Regional
Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Regional
Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Regional
Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Regional
Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Regional
Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Regional
Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Regional
Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Regional
Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Regional
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

Regional
BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com