BENGKULU, KOMPAS.com- Abrasi parah terus menggerogoti pesisir Provinsi Bengkulu sepanjang 525 kilometer yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Tidak sedikit jalan negara, perkebunan warga, rumah, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), wisata, pusat ekonomi tenggelam menyisakan kemiskinan.
Ranian seorang perempuan warga Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu mengisahkan tak kurang dua hektar kebun kelapa miliknya hilang menjadi samudera akibat abrasi.
Baca juga: Abrasi di Bengkulu, Setiap Tahun 2 Meter Daratan Tenggelam
Hilangnya kebun kelapa menyebabkan pendapatan keluarganya berkurang akibatkan kemiskinan. Kemiskinan seperti virus menyebar tersendatnya pendidikan anak-anak, pengangguran dan seterusnya.
"Abrasi menghilangkan kebun-kebun warga, menenggelamkan pusat penjemuran ikan, merusak dermaga nelayan. Akibatnya banyak nelayan kehilangan pencarian menjadi pengangguran," kisah Raniah kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Kisah Raniah korban abrasi teramat banyak bila dikumpulkan di sepanjang pesisir Bengkulu.
Setidaknya tujuh kabupaten membentang di pesisir Bengkulu berhadapan dengan Samudera Hindia.
Samudera Hindia begitu ganas, angin yang kencang, ombak yang ganas setiap detik menyapu bibir pantai Bengkulu, wajar bila daratan Bengkulu terus menghilang saban tahun.
Baca juga: Konservasi Penyu di Kulon Progo Terancam Abrasi, Warga Berharap Ada Relokasi
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, Adi Umar Dani menyebutkan daratan Bengkulu yang menghadap Samudera Hindia hilang dua meter per tahun akibat laju abrasi di pesisir Bengkulu.
"Per tahunnya ada dua meter daratan Bengkulu hilang ditelan laut akibat abrasi dampaknya sawah, jalan negara, fasilitas publik dan lainnya menjadi terancam bahkan sudah ada yang tenggelam. Ini menjadi perhatian kita bersama," kata Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, Adi Umar Dani, saat dijumpai di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Kamis (24/8/2023).