Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergoyang-goyang di Udara Menuju Boven Digoel, Tempat Hatta Pernah Dibuang...

Kompas.com - 15/08/2023, 15:47 WIB
Tria Sutrisna,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

TUJUH setengah jam penerbangan plus lima jam waktu transit. Itu waktu yang diperlukan dari Jakarta untuk tiba di Boven Digoel, Papua Selatan. Itu juga baru sampai di Bandar Udara (Bandara) Tanah Merah, Boven Digoel. 

"Para penumpang yang kami hormati, selamat datang di Kabupaten Boven Digoel. Saat ini pesawat telah tiba di Bandara Tanah Merah…," ujar suara perempuan dari pengeras suara di kabin pesawat yang kami tumpangi, Selasa (15/8/2023) siang. 

Tak berselang lama setelah pengumuman itu, suara mesin dan baling-baling pesawat tak lagi terdengar. Pintu keluar pesawat pun dibuka. Pramugari kemudian mempersilahkan para penumpang, untuk keluar dari pesawat.

Saya, Tria Sutrisna, jurnalis Kompas.com, menjejakkan kaki untuk kali pertama ke Boven Digoel, menjadi bagian dari peliputan khusus Kompas.com bertajuk Merah Putih di Perbatasan, sebagai kolaborasi bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Baca juga: Kisah Merah Putih di Tepi Batas Tanah Air

Bandara Tanah Merah, tempat kaki menjejak kali pertama di Boven Digoel ini, memiliki ukuran tak besar. Area landasan pacunya hanya bisa dipakai untuk pesawat perintis dan ATR. 

Di area bandara ada satu bangunan utama yang sekaligus menjadi lokasi gerbang atau akses kedatangan dan keberangkatan penumpang. Antara gerbang kedatangan dan keberangkatan penumpang hanya berjarak tak lebih dari 20 meter. 

Selain satu bangunan utama itu, hanya tanah lapang yang dipenuhi rerumputan yang mengitari area bandara. Tanah lapang itu berbatasan langsung dengan jalan raya dan permukiman warga. 

Tak banyak fasilitas yang tersedia di Bandara Tanah Merah. Ruang tunggu pun kecil saja.

Perjalanan dimulai

Sejumlah barang yang sebelumnya disimpan di bagasi pesawat, telah dikeluarkan dan ditata di dekat tangga pintu keluar pesawat oleh petugas.

Bandara Tanah Merah, menjadi titik awal perjalanan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun, Distrik Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.

Menjadi gerbang masuk ke Boven Digoel melalui jalur udara, Bandara Tanah Merah hanya bisa dilandasi pesawat jenis ATR melalui Bandar Udara Sentani, Jayapura. Ini pesawat kecil, sepanjang sekitar 27 meter, berpenggerak baling-baling.

Pesawat Trigana Air di Bandara Tanah Merah, Boven Digoel, Papua Selatan, Selasa (15/8/2023).KOMPAS.com/TRIA SUTRISNA Pesawat Trigana Air di Bandara Tanah Merah, Boven Digoel, Papua Selatan, Selasa (15/8/2023).

Dari Sentani, penerbangan menuju Bandara Tanah Merah ditempuh selama 1,5 jam. Dalam satu hari, hanya ada satu penerbangan rute Sentani-Tanah Merah. 

Sebagai bagian dari peliputan khusus Merah Putih di Perbatasan, perjalanan ke Papua Selatan dimulai dari Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten—lebih sering disebut berada di Jakarta.

Menumpang maskapai pelat merah, penerbangan bertolak pada Senin (14/8/2023) pukul 23.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Terbang selama lebih dari enam jam, pesawat mendarat di Bandara Sentani, Papua, pada Selasa (15/8/2023) pukul 07.15 Waktu Indonesia Timur (WIT) atau pukul 05.15 WIB. 

Dari Bandara Sentani, perjalanan berlanjut ke Boven Digoel menggunakan pesawat ATR, hingga mendarat di Bandara Tanah Merah. Sebentar, ada waktu transit hampir lima jam, antara turun dari pesawat pertama dan naik ke pesawat sambungan. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com