SEMARANG, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem membuat warga Wonoplumbon, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terpaksa berhemat menggunakan air. Warga terpaksa harus bergantian untuk mendapatkan air dari sumber atau pamsimas.
Lurah Wonoplumbon, Karimah Muzayanah mengatakan, saat ini volume air di daerahnya memang berkurang karena musim kemarau. Dia juga meminta bantuan air ke Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.
"Kita minta bantuan dua kali, terakhir kemarin 31 Juli 2023," jelasnya saat ditemui di kantornya, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Curhat Warga Mijen Semarang, Kekurangan Air sejak Juli Lalu, Terpaksa Mandi Satu Kali Sehari
Dia spontan minta bantuan ke BPBD Kota Semarang karena waktu itu ada warga Wonoplumbon yang mengeluh tidak mendapatkan air selama lima hari berturut-turut. "Tapi masalah itu sudah kita tangani," kata dia.
Mendengar keluhan warga, Karimah langsung menghubungi BPBD Kota Semarang dan kelompok pamsimas RW 1 Wonoplumbon yang terdampak kekurangan air.
"Kita sudah koordinasi dengan pamsimas nanti akan digilir sistemnya," paparnya.
Karimah menjelaskan, sebenarnya kekurangan air itu bisa diatasi jika masing-masing warga mempunyai tandon. Melalui tandon tersebut, warga bisa menyimpan air untuk hari berikutnya.
"Kita juga sudah kelurkan imbaun ke warga agar berhemat," imbuh dia.
Ahmad, warga RW 03 Dukuh Kongkong, Wonoplumbon, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terpaksa mandi satu hari satu kali karena kekurangan air.
Baca juga: 5 RT di Semarang Kekurangan Air Bersih, Pemkot Semarang Bentuk Satgas Penanggulangan Bencana Alam
Dia mengaku sudah mulai kekurangan air sejak Juli 2023 yang lalu. Saking seringnya, saat ini dia sudah mulai terbiasa mandi satu hari satu kali.
"Susah air, padahal sumurnya sudah dua," jelasnya saat ditemui di sumber air Dukuh Kongkong.
Selama musim kemarau Ahmad juga pernah tak mendapatkan air selama lima hari. Hal itu membuatnya pusing karena air merupakan kebutuhan pokok baginya.
"Iya pernah kesulitan air lima hari. Airnya kurang," paparnya.
Menurutnya, ketika datang musim kemarau air di Dukuh Kongkong memang selalu kurang. Hanya saja, lanjutnya, kemarau tahun ini lebih parah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Di Kongkong setiap tahun sejak saya kecil sudah kesulitan air. Air bersih kurang mencukupi. Sudah sejak bulan Juli , musim kemarau agak parah sedikit," kata dia.
Baca juga: Saluran Air Tertimbun Longsor, 4 RW di Sumedang Kekurangan Air