Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gen Z Tetap Cakap Berbahasa Jawa Krama Meski Tak Ada yang Mengajari, Begini Kiat Mereka

Kompas.com - 02/08/2023, 20:00 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Di zaman sekarang, tidak banyak pasangan muda yang mengajari anak mereka Bahasa Jawa. Kebanyakan, mereka menggunakan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi.

Praktis, tidak banyak yang menggunakan Bahasa Jawa saat percakapan sehari-hari. Apalagi pada tataran Krama Inggil, yang dianggap kasta tertinggi dalam Bahasa Jawa.

Meski begitu, Generasi Z atau Gen Z ada juga yang tetap fasih menggunakan Bahasa Krama ketika berbicara dengan orang yang lebih tua.

Baca juga: Saat Bahasa Jawa Alami Krisis, Pakar Sebut Pasangan Muda Jarang Mengajarkan ke Anak karena Kurang Populer

Seperti Maya Pertamasari (25), warga Solo. Dia mengaku di lingkungan keluarga memang memakai Bahasa Jawa dan Indonesia. Namun dia tetap bisa berbahasa Krama karena belajar dari mendengarkan orang-orang tua di sekitarnya.

“Saya tidak begitu mempelajari, tapi itu seperti belajar di waktu kecil, karena kira mendengar pembicaraan jadi bisa berbahasa kromo dengan sendirinya,” kata Maya.

Berbeda dengan Maya, Titis Anis (26) menghabiskan masa remajanya di perantauan dan sama sekali tidak menuturkan bahasa Jawa.

Saat kembali ke kampung halaman di Salatiga, ia dituntut orangtuanya agar cakap berbahasa Krama saat bicara dengan orang yang lebih tua di luar rumah. Padahal sejak kecil ia dibiasakan berbahasa Jawa Ngoko oleh orangtuanya.

Oleh karena itu ia harus mengasah kembali kosa kata bahasa Krama yang didengar dari masyarakat lingkungan sekitarnya. Tak jarang ia salah menuturkan kosa kata dan ditertawakan temannya, tapi ia tak berkecil hati.

“Pernah ngomong ‘kondur’ sama ‘wangsul’ (artinya pulang) itu salah ke orang yang lebih tua, habis itu ditertawakan karena memang payah, tapi ya sudahlah, namanya juga belajar praktik langsung,” kata Titis.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1445 H dalam Bahasa Jawa Beserta Artinya

Di samping itu, belajar Bahasa jawa melalui akun Instagram @tansah_cinitra yang rutin mengunggah tiga postingan kosa kata setiap minggunya. Akun itu juga mengadakan kuis menarik tentang bahasa Jawa dan Krama.

Lewat unggahan kuis di akun itu, Titis kerap mengetes kemampuan bahasa Jawanya. Meski tak begitu pandai, ia menyadari penting bagi masyarakat Jawa untuk memahami dan menumbuhkan rasa kepemilikan pada budaya daerah.

Menurutnya, bahasa Indonesia, Inggris, Arab, atau bahasa asing lainnya bisa dipelajari semua orang di sekolah atau di tempat les.

“Tapi saat ini enggak semua orang mengerti bahasanya sendiri. Padahal kalau menguasai bahasa jawa, kita bisa mengakses informasi dan pengetahuan yang tidak bisa diakses oleh orang yang hanya mengerti bahasa Inggris. Seperti naskah sejarah, maupun ceramah tokoh-tokoh besar dari Jawa,” bebernya.

Pakar Bahasa Jawa di Universitas Diponegoro, Ken Widyawati.Dokumen Pribadi Pakar Bahasa Jawa di Universitas Diponegoro, Ken Widyawati.

Sementara, warga Semarang, Adi Nova (33) mengaku mulai membiasakan diri berbahasa jawa Krama sejak SMA usai mendengar nasihat gurunya.

Meski orangtua tak memaksa ataupun menerapkan Bahasa krama untuk komunikasi di rumah, Adi tetap berbahasa krama sebagai bentuk penghormatan kepada orangtuanya.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha dalam Bahasa Jawa, Inggris, dan Arab Beserta Artinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Perusahaan Diblokir, 600 Pekerja Sawit di Bangka Tengah Terancam PHK

Rekening Perusahaan Diblokir, 600 Pekerja Sawit di Bangka Tengah Terancam PHK

Regional
Tangkap 3 Pemuda di Ambon,  Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Tangkap 3 Pemuda di Ambon, Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Regional
Gara-gara Warisan, Anak Robohkan Rumah Orangtuanya dengan Buldozer di Malang

Gara-gara Warisan, Anak Robohkan Rumah Orangtuanya dengan Buldozer di Malang

Regional
Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Regional
WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com