KOMPAS.com - Kapal tenggelam di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, Senin (24/7/2023), menewaskan 15 orang. Sebanyak 33 orang lainnya dinyatakan selamat.
Salah satu korban selamat, Onawati, menceritakan detik-detik dirinya menyelamatkan diri usai kapal pincara yang dinaikinya tenggelam.
Warga Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah, ini mengatakan, dirinya berenang sampai kehabisan tenaga.
"Itu saya betul terkuras tenaga, saya hanya pasrahkan sama Allah saja," ujarnya, Senin.
Baca juga: Trauma Korban Selamat Kapal Pincara Buton Tengah: Yang Pegang Tanganku, Dia Meninggal
Onawati masih menyimpan trauma dan duka akibat kejadian tersebut. Di momen dirinya menyelamatkan diri, ada seorang korban yang sempat memegang tangannya.
"Saya bilang, mari kita berenang, kita pegang sama Allah, jangan pegang saya dan saya tidak pegang kamu," ucapnya.
Ketika Onawati melanjutkan berenang, ia sempat menoleh ke belakang. Ternyata, korban yang sempat memegang tangannya, meninggal.
Warga lainnya, Marlina, menuturkan, usai kapal tenggelam, semua penumpang jatuh ke laut.
"Saya berusaha selamatkan diri berenang sampai tenaga habis. Alhamdulillah saya selamat,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.id.
Baca juga: 15 Korban Tewas Kapal Tenggelam di Buton Tengah Dikuburkan secara Massal
Insiden di perairan Teluk Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, pada Senin dini hari ini diduga terjadi akibat kapal pincara kelebihan muatan.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Kendari Muhammad Arafah menuturkan, kapal itu diduga mengangkut lebih dari 40 orang, atau dua kali lipat melebihi kapasitas semestinya.
"Yang harus melaksanakan penyeberangan menggunakan perahu tersebut yaitu maksimal 20 untuk kapasitas perahu tersebut," tuturnya.
Baca juga: Penyebab Kapal Tenggelam di Buton Tengah Diduga akibat Melebihi Kapasitas Penumpang