Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investigasi Penyebab Tabrakan Kereta di Semarang, KNKT Terjunkan 3 Tim

Kompas.com - 21/07/2023, 18:08 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com-Dalami penyebab insiden tabrakan kereta dengan truk tronton di perlintasan Jalan Madukoro Kota Semarang, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi dan menurunkan tiga tim.  

Hasilnya nanti bisa dijadikan bahan audit pada perlintasan sejaligus bahan pertimbangan untuk proses hukum oleh Satlantas Polrestabes Semarang.

Sejumlah petugas KNKT terlihat mengukur elevasi jalan Madukoro yang dilewati rel ganda. Memang terdapat tanjakan saat menyeberangi rel kereta di jalan tersebut. Sehingga kendaraan harus melambat saat melintas di sana.

Baca juga: Pengakuan Sopir Truk Tronton yang Tertabrak KA Brantas: Tahu Tidak Boleh Melintas tapi Tetap Lewat

Investigator Senior KNKT, Ahmad Wildan mengatakan tim pertama ditugaskan memeriksa truk yang terlibat kecelakaan karena jarak antara body kendaraan dan jalan atau ground clearance rendah. 

"Hari ini kita turunkan tim yang dibagi tiga tim. Pertama terkait trailernya karena yg terlibat laka ini low deck karena trailer jenis itu sangat rendah. Ground clearance sekitar 20-30 cm. Ini kita lihat elevasinya tidak ramah untuk kendaraan tadi. Jadi di dalam ini bukan terkait ketidakrataan jalan tapi geometrik kendaraan," kata Wildan ditemui di lokasi, Jumat (21/7/2023). 

Tim kedua bertugas mengecek selisih perbedaan tinggi jalan atau elevasi. Kemudian pihaknya berencana melakukan simulasi dengan menggunakan software. Sehingga ia dapat memastikan penyebab mesin mati dan body menyangkut. 

"Tim kedua adalah saya tugaskan mengukur elevasi di sini. Nanti akan buat simulasi pada saat melewati ini nyangkut tidak setelah kita punya ukuran trailer. Kenapa mesin mati dan tersangkut, nanti bisa dijelaskan secara scientific," tegasnya. 

Baca juga: Tabrakan KA Brantas, Polisi Sebut Pengemudi Truk Tronton Langgar Aturan dan Tersangkut di Lintasan Kereta

Untuk tim ketiga merapat ke PT KAI. Pihaknya bermaksud menghimpun keterangan dari masinis dan asistennya. Termasuk di antaranya kapan masinis mulai mendapat peringatan ada truk trailer menyangkut. 

"Tim ketiga sedang saya turunkan di kereta api. Saya minta pergerakan kereta kapan mulai dapat berita adanya trailer yang nyangkut, kecapatan berapa dan sebagainya. Saya minta emergency force plannya bagaimana. Nanti nilai kerusakan jembatan seperti apa," ungkapnya.

Nantinya hasil dari investigasi KNKT mampu mencari titik terang penyebab kecelakaan sekaligus menjadi bahan audit di setiap perlintasan sebidang apakah bakal ditangani dengan metode low cost atau high cost. Kemudian menjadi bahan pertimbangan proses hukum bagi polisi.

"Nanti ini akan jadi pintu masuk bagi kami agar pemerintah itu melakukan audit di setiap perlintasan sebidang jadi dengan demikian kita bisa memetakan mana yang bisa ditangani dengan low cost improvement mana yang high cost. Artinya gini, mau underpass atau flyover atau apa. tapi kalau low cost kita akan menangani menata tindakan manajemen perlintasan bagaimana," jelas Wildan. 

Untuk diketahui, kecelakaan antara truk tronton dan KA Brantas terjadi di perlintasan Madukoro Semarang hari Selasa (18/7/2023) malam lalu.

Kepala truk mendadak berhenti dan terhantam KA Brantas hingga muncul ledakan besar. Beruntung tidak ada korban jiwa, tapi satu penumpang terluka saat melompat dari kereta akibat panik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com