Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tia Saraswati
Dosen FIB UNAIR

Dosen Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, Prodi Studi Kejepangan, Mahasiswa S3 Kajian Budaya dan Media UGM

Memutus Lingkaran Setan "Maternal Filicide"

Kompas.com - 30/06/2023, 10:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKHIR-akhir ini, kasus ibu yang bunuh diri setelah membunuh anak kandungnya muncul kembali di beberapa daerah di Indonesia.

Seperti diberitakan Kompas.com (17/06/2023), seorang ibu di Jember membunuh anak pertama dan anak ketiganya (7 tahun dan 8 bulan). Setelah membunuh kedua anaknya, sang ibu lalu bunuh diri dengan cara gantung diri di rumahnya.

Mari kita menengok kasus sebelumnya. Kompas.com (11/05/2023), memberitakan seorang ibu di Rembang membunuh bayinya yang baru lahir.

Sang ibu kemudian dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan observasi atas dugaan gangguan jiwa.

Namun, belum sempat mendapatkan pengobatan, hidupnya berakhir tragis. Ibu muda tersebut bunuh diri dengan menjerat lehernya di kamar mandi rumah sakit tempat ia dirawat.

Kasus pembunuhan anak oleh ibunya sendiri termasuk dalam kategori kekerasan rumah tangga yang berujung kematian.

Namun, dalam kedua kasus ini, sang ibu juga melakukan bunuh diri. Ibu sebagai perempuan menjadi pelaku kekerasan, sekaligus korban kekerasan dalam rumah tangga.

Maternal Filicide

Dalam artikelnya, Resnick (2007) memunculkan istilah maternal filicide. Maternal filicide memiliki definisi pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibunya. Sedangkan, sang ibu yang membunuh anaknya disebut dengan istilah filicidal mother.

Dari hasil tinjauan Resnick terhadap literatur bidang psikiatri dunia, filicidal mother (ibu yang membunuh anaknya) memiliki kecenderungan depresi, pernah melakukan terapi kesehatan mental sebelumnya dan yang paling mengkhawatirkan adalah adanya pikiran untuk mencoba bunuh diri.

Resnick juga mengategorikan motif seorang ibu untuk membunuh anaknya. Ia memaparkan lima motif yang melatarbelakangi seorang ibu membunuh anaknya sendiri.

Pertama, altruistic filicide, yaitu seorang ibu yang membunuh karena ingin menyelamatkan anaknya dari ‘dunia yang kejam’, demi kebaikan anaknya dan atas nama cinta terhadap anaknya.

Kedua, acutely psychotic filicide, yaitu ibu yang berhalusinasi, yang membunuh tanpa motif jelas atau membunuh karena mendengar ‘perintah’.

Ketiga, fatal maltreatment filicide, yaitu ibu membunuh karena akibat kekerasan yang dilakukan pada anak secara simultan sehingga menyebabkan kematian tak terduga pada anak.

Keempat, unwanted child filicide, yaitu ibu membunuh karena menganggap anak sebagai halangan.

Terakhir, kelima, spouse revenge filicide yang disebut Resnick sebagai motif paling jarang terjadi, yaitu ibu membunuh anaknya untuk menyakiti perasaan ayah anak tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com