SIKKA, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta bantuan vaksin Hewan Penular Rabies (HPR) ke Kementerian Pertanian lantaran masih banyak anjing di wilayah itu yang belum divaksinasi.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, populasi anjing di Sikka mencapai 55.000 ekor. Dari jumlah tersebut yang sudah divaksin 2.760 ekor.
Baca juga: Anak Usia 8 Tahun di TTS Meninggal akibat Rabies
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan mengatakan, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp 300 juta untuk pengadaan vaksin.
Namun, berdasarkan kajian tim, anggaran tersebut hanya mampu membeli vaksin HPR sebanyak 11.500 dosis.
“Stok vaksin saat ini sudah habis. Dan kalau kita bandingkan dengan populasi anjing di Kabupaten Sikka, ini sangat tidak cukup. Karena itu kami mohon bantuan vaksin dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan,” ujar Satriawan di Maumere, Sabtu (24/6/2023).
Baca juga: Kasus Positif Rabies di Sikka Bertambah Jadi 26 Orang
Satriawan mengatakan, dari Januari hingga April, kasus gigitan anjing terjadi di tujuh kecamatan. Namun, dalam dua bulan terakhir meluas hingga ke 12 kecamatan.
Ke-12 kecamatan itu, yakni Kangae, Alok, Alok Barat, Alok Timur, Nele, Lela, Hewokloang, Talibura, Kewapante, Mego, Waigete, dan Nita.
“Jadi tren kasusnya meningkat,” katanya.