Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Jateng 2045 Diperkirakan Tembus 42 Juta Jiwa, Kebutuhan Pangan Capai 4,1 Juta Ton

Kompas.com - 23/06/2023, 11:21 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, perkiraan pertumbuhan penduduk Jawa Tengah pada 2045 mencapai 42 juta. Sehingga butuh sebanyak 4,1 juta ton beras dalam setahun untuk jutaan penduduk tersebut.

"Penduduk kita pada 2045 akan berjumlah 42 juta. Sekarang 37 juta itu akan ada tambahan kebutuhan setop pangan," ujar Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jateng, Mohammad Arief Irwanto Kamis (22/6/2023).

Dari sisi produksi, penyediaan pangan dihadapkan tantangan berupa perubahan iklim, SDM pertanian, dan daya dukung produksi pangan seperti luas lahan, kesuburan, dan seterusnya. Belum lagi produksi pertanian yang bersifat musiman dna daya simpan yang terbatas.

Baca juga: China Dihantui Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem

Sementara dari sisi permintaan pangan, penyediaan pangan dihadapkan tantangan pertambahan jumlah penduduk, meningkatnya ekonomi dan kesadaran masyarakat soal kualitas pangan. Lalu masih ada sebagian kelompok yang sulit mengakses pangan.

Mengantisipasi hal itu, pihaknya mendorong kemandirian pangan agar penduduk Jateng tidak ketergantungan terhadap impor.

Terbukti, pada 2022 dengan 35 juta penduduk, Jateng mampu memproduksi sebanyak 5,4 juta ton beras per tahun. Sedangkan jumlah yang dibutuhkan untuk konsumsi hanya 3,9 juta ton beras.

Ia menyebut sisa stok beras di Jateng itu bahkan dapat membantu kebutuhan pangan di luar provinsi.

Kondisi surplus stok pangan, khususnya beras diperkirakan juga bakal terjadi pada 2045 mendatang. Sehingga pihaknya meyakinkan bila Jateng tidak akan mengalami krisis pangan.

"Untuk kebutuhan nasional, 35 juta ton beras per tahun dengan jumlah penduduk 330 juta penduduk pada 2045 mendatang," lanjutnya.

Baca juga: Krisis Pangan Bisa Picu 345 Juta Orang Kelaparan

Padahal produksi beras nasional per tahun saat ini berada di angka 31,5 juta ton. Untuk mencegah kekurangan stok, pihaknya bersama stakeholhed terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan perlu mendoring sejumlah upaya.

"Yang penting, satu modernisasi cara pertanian. Perbaikan proses berkaitan dengan efisiensi, karena produksi hasil tani kita dari bibit, pola tanam, sampai panen itu masih agak mahal," jelasnya.

Menurutnya dengan modernisasi pertanian, para petani dibantu oleh teknologi yang menghemat tenaga tapi mampu memproduksi hasil tani dalam jumlah signifikan sesuai kebutuhan penduduk.

Kedua, penguatan cadangan dan perbaikan sistem logistik pangan. Lalu ketiga mendukung integrasi semua sistem informasi, termasuk pertanian dengan pasar.

Baca juga: Krisis Pangan di Masalembu Sumenep, DPRD Minta Kadis Sosial dan Kepala BPBD Dievaluasi

Di samping peningkatan kapasitas dproduksi, Ditjen Perencanaan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Hamid Sangadji juga menambahkan pentingnya upaya difersifikasi pangan lokal. Sehingga beras bukan sumber makanan pokok satu-satunya.

Berkaitan kebutuhan kalori ya. Jadi standarnya beda-beda. Tadi disampaikan thailand berbeda dengan indonesia. Kemunhkinan yang di kota dan di desa. Tapi kita akan bersinergi dengan kota.

"Belajar dari perang Ukraina-Rusia kita harus mandiri dan bertahan dari aspek pangan, air, dan energi," tandas Hamid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Regional
Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com