UNGARAN, KOMPAS.com - Seorang nenek penjual karak, tertipu uang palsu sebesar Rp 5 juta. Penipuan tersebut baru diketahui pada Senin (12/6/2023), saat distributor karak akan mengambil uang setoran.
Penjual karak tersebut, Ngatemi (80) mengaku mendapat uang tersebut pada Jumat (9/6/2023) sekira pukul 09.00 WIB.
"Saat keliling jual karak menuju ke Pasar Kembangsari, ada lelaki pakai helm dan jaket beli karak Rp 75.000," ujarnya saat ditemui di rumahnya, RT 5/RW 1 Dusun/Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Buka Lapak Lempar Gelang, Pria Ini Edarkan Uang Palsu di Pasar Malam Cipondoh
Sambil terus berbincang, lelaki tersebut mengaku bekerja di SMP Negeri 2 Tengaran yang berada di dekat pasar.
"Dia lalu menukar uang Rp 3 juta, dengan alasan untuk membayar tukang yang bekerja. Uangnya di Rp 100.000-an yang dilipat, ditukar uang pecahan kecil Rp 20.000 dan Rp 50.000 milik saya," ungkapnya.
Setelah lelaki tersebut pergi, tak berapa lama datang lelaki lain yang juga ingin menukar uang. "Dia juga beli karak Rp 20.000 dan minta ditaruh di teras depan rumah. Lalu dia juga tukar uang Rp 2 juta, uangnya juga sama dilipat," kata Ngatemi.
"Orang itu juga meninggalkan pisang serta nasi bungkus. Saya disuruh makan, tidak boleh ditolak karena nasi bungkus itu rezeki," jelasnya.
Saat itu dia tak berpikir bahwa uang tersebut palsu karena dilihat sangat mirip dengan uang asli, Ngatemi pun melanjutkan berjualan karak. "Memang biasa bawa uang untuk persediaan kembalian kalau ada yang beli banyak," ujarnya.
Ngatemi baru mengetahui uang tersebut palsu saat distributor karak yang biasa menyetor ke dirinya akan mengambil uang hasil jualan. "Dibilangi kalau uangnya palsu, jadi tidak laku. Itu uang banyak, sampai Rp 5 juta," kata dia.
Menurutnya, kejadian yang menimpa dirinya ini adalah yang pertama kali. "Kalau uang palsu yang banyak, baru sekali ini. Saya jualan karak sejak umur 12 tahun, tertipu uang palsu baru sekali ini," ungkapnya.
Sementara Kadus Karangduren Lumadi mengatakan Ngatemi setiap hari bekerja menjual karak. "Kalau uang palsu memang nenek Ngatemi ini baru pertama kali mengalami, dulu pernah dijambret," ujarnya.
Dia meminta semua penjual, terutama yang telah lanjut usia, untuk berhati-hati karena menjadi sasaran peredaran uang palsu. "Sekilas uang ini seperti yang asli, tapi kualitas cetakannya tidak bagus, terlihat 'mblobor' sehingga ketahuan kalau palsu," kata Lumadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.