Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit di Wilayah Papua Nyaris Lumpuh, Ada Kelangkaan Obat hingga Bahan Medis

Kompas.com - 10/06/2023, 15:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kelangkaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) disebut menyebabkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, ‘nyaris lumpuh’ dalam melakukan pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan beberapa pasien meninggal dunia.

Seorang sumber BBC News Indonesia yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, beberapa pasien RSUD Scholoo Keyen meninggal dunia karena rumah sakit itu kehabisan oksigen, tidak memiliki bahan medis operasi seperti selang oksigen, spuit (alat suntik) sekali pakai, dan kehabisan obat-obat esensial lain yang dibutuhkan.

“Padahal jika obat dan bahan medis tersedia nyawa mereka mungkin bisa diselamatkan,” kata sumber itu kepada BBC News Indonesia, Rabu (07/06).

Baca juga: Alasan Jaksa Tahan Eks Plt Kadis PUPR Keerom Papua yang Terjerat Korupsi

Sumber itu juga mengatakan, kelangkaan telah menyebabkan beberapa pasien dirujuk ke rumah sakit lain yang memakan waktu 5-6 jam perjalanan darat. Bahkan “ada seorang pasien saat dirujuk, ambulansnya tabrakan karena supirnya mabuk".

Selain kelangkaan obat dan BMHP, sumber itu menyebut bahwa para pekerja kontrak di rumah sakit milik pemerintah daerah itu juga mengalami keterlambatan gaji yang membuat mereka terancam diusir dari rumah kontrakan.

Direktur RSUD Scholoo Keyen, drg Alim Ihsan P, mengakui bahwa RS mengalami kelangkaan obat dan kekurangan BMHP yang menjadi dasar ‘terpaksa’ merujuk pasien ke RS lain.

Dia menyebut, hal itu disebabkan utang sebelumnya yang belum dibayar sehingga perusahaan farmasi ‘mengunci’ pasokan obat dan BMHP untuk RSUD itu.

Ihsan juga mengakui terjadinya keterlambatan pembayaran gaji pekerja kontrak di RSUD itu, dan mengatakan akan melakukan pembayaran jika pemda telah memberikan uang.

Baca juga: Pesan KSAD Dudung kepada Prajurit yang Akan ke Papua, Halau Senjata dan Narkoba

Namun, Kabag Protokol Dan Komunikasi Pimpinan Setda Sorong Selatan Abraham Thesia membantah terjadi kekosongan obat dan BMHP di RSUD Scholoo Keyen.

Menurutnya, Pemda telah mencairkan Rp3,5 miliar untuk pasokan obat yang akan bertahan hingga sekitar Maret 2024.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan permasalah gaji tenaga kesehatan hingga obat-obatan di RSUD itu di bawah kewenangan pemda.

Lembaga kajian yang fokus pada pembangunan di bidang kesehatan, CISDI, menunjukkan bahwa dari sisi beban kesehatan, Papua masuk ke provinsi dengan angka years of life lost (tahun yang hilang akibat kematian dini) tertinggi di Indonesia.

Disparitas akses layanan kesehatan antara di Jawa-Bali dengan Papua pun masih terasa.

Baca juga: TNI Tangkap Pria Diduga Anggota OPM yang Hendak Melintas ke Papua Nugini

RSUD Scholoo Keyen ‘nyaris lumpuh’

Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen.Paul via BBC Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen.
RSUD Scholoo Keyen yang diresmikan pada tahun 2014 merupakan satu-satunya RS milik pemda yang berada di Kabupaten Sorong Selatan.

Seorang sumber BBC News Indonesia memaparkan, RSUD Scholoo Keyen kini dalam kondisi ‘nyaris lumpuh’ karena kelangkaan obat dan BMHP selama beberapa bulan terakhir.

“Kini [RSUD Scholoo Keyen] dalam kondisi bahaya, nyaris lumpuh dan kesenggol sedikit bisa jatuh. Banyak pasien dirujuk ke RS di Kota Sorong akibat masalah itu,” kata sumber itu kepada wartawan BBC News Indonesia, Rabu (07/06).

“Dari kain kasa, alat infus, alat tranfusi, selang oksigen, obat-obatan seperti vitamin K untuk bayi baru lahir guna mencegah pendarahan, obat fentanyl untuk operasi hingga obat-obat penting lain tidak ada sama sekali. Padahal itu daftar-daftar esensial yang harus ada,” katanya.

Dia menceritakan, di sepanjang tahun 2023 terdapat tiga kasus kejadian sentinel (risiko yang menyebabkan cacat permanen atau kematian). Semuanya meninggal dunia akibat kelangkaan obat dan BMHP.

Baca juga: Massa Dirikan Tenda di Depan Kantor Gubernur Papua Barat Daya, Desak Penjabat Gubernur Diberhentikan

Kasus pertama adalah seorang pasien yang meninggal dunia karena RS kehabisan oksigen. “Sudah dua setengah tahun mesin pengisi oksigen RS rusak. Seharusnya sehari bisa mengisi 11 tabung, sekarang cuma 1-2 tabung. Akhirnya oksigen harus beli dari Sorong. Kemarin itu kehabisan oksigen sehingga pasien meninggal,” katanya.

Kedua, ketidaktersediaan bahan medis untuk melakukan pembiusan dan pembedahan menyebabkan seorang pasien meninggal saat dirujuk ke rumah sakit di Kota Sorong, yang berjarak 160 km dan memakan waktu lima hingga enam jam perjalanan darat.

Ketiga, seorang pasien meninggal karena diagnosis dan perawatannya tertunda, “Pemeriksaan laboratorium dasar tidak dapat dilakukan karena listrik di lab rusak,” katanya.

Kemudian, terdapat juga empat kasus kejadian tidak diharapkan (KTD, cedera terjadi namun dapat kembali ke keadaan semula).

Sumber tersebut menjelaskan, dalam kasus pertama, seorang pasien terpaksa dirujuk ke RS lain dalam kondisi perdarahan kritis karena selang nafas intubasi (saat pembiusan operasi) habis.

Baca juga: Perang Dua Suku Terjadi di Nabire Papua Tengah, 2 Orang Tewas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com