Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah yang Masuk ke TPA Piyungan Capai 850 Ton Per Hari, Pemerintah DIY Akan Lakukan Pembatasan

Kompas.com - 09/06/2023, 11:59 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut setelah pandemi Covid-19 pasokan sampah ke pembuangan akhir sampah (TPA) Piyungan, Bantul, mencapai 850 ton per hari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengatakan, sampah yang masuk ke TPA Piyungan secara umum dari Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul. Pemerintah DIY berencana akan membatasi sampah yang masuk ke TPA Piyungan. 

"Sekarang itu rata-rata setelah Covid selesai itu di TPA Piyungan masuk 850 ton per hari. Nanti akan kita batasi 600 ton per hari," kata Kuncoro kepada wartawan di Pantai Baros, Kabupaten Bantul, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Kanal di Mamuju Dipenuhi Sampah Sepanjang 500 Meter, Warga Keluhkan Bau Tak Sedap

Dikatakannya, jika nantinya dibatasi maka akan ada sisa 250 ton sampah. Sampah itu akan dikelola dari tingkat hulu. Dia mengatakan DLH DIY sudah menyiapkan 9 Kalurahan untuk mengelola sampah secara mandiri. 

Sembilan desa ini, menerapkan 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle atau Mengurangi, Menggunakan ulang, dan Mendaur ulang sampah.

"Nanti akan ada 250 ton per hari yang harus dikelola di hulu. Itu yang harus kita persiapkan, tahun ini. Kita cadangkan 11 tapi ya minimal harus jadi 9 desa percontohan mandiri kelola sampah," kata Kuncoro

"Ini yang harus kita dorong. Karena di 9 desa itu sudah tersedia TPS  3R. Logikanya satu desa ada dua TPS 3R-nya, desa harus bersih sampah," kata dia. 

Dia pun tidak dapat memastikan berapa lama TPA Piyungan mampu menampung sampah. Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dihitung secara matematis, karena tergantung pada iklim. Selain itu pemadatan, pengurangan depresi dari sampah turun, metode penataannya juga mempengaruhi umur TPA piyungan.

Dia juga mengatakan bahwa ke depan akan ada kerja sama antara pemerintah dengan Badan Usaha (KBPU). Sehingga pemanfaatan sampah diolah secara teknologi. 

Lebih lanjut, dia juga terus melakukan pemantauan terhadap limbah lindi yang sering dikeluhkan masyarakat. Dia mengatakan jika ada aliran air lindi, pihaknya langsung melakukan penanggulangan.

"Hanya air lindi juga sangat tergantung dengan alam. Juga tidak secara matematis bisa kita prediksi. Saat hujan lebat kemudian posisi sampah juga belum padat betul air lindinya mengalir terus. Tapi selalu ada upaya untuk menyelamatkan air lindi tidak kemana-mana," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com