MAGELANG, KOMPAS.com - Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWC) mencatat, angka kunjungan mencapai lebih dari 5.400 orang saat momentum pelepasan lampion Waisak 2567 BE di Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Minggu (4/6/2023) lalu.
"Tentu ini terjadi pergeseran kunjungan di sore hari. Kalau melihat data, lumayan banyak yang nonton dan menerbangkan lampion, ada 5.400-an yang ikut nonton selama 2 sesi dari awal sampai akhir," sebut Jamaludin Mawardi, General Manajer TWC, Kamis (8/6/2023).
Sementara pada pagi hari, atau saat upacara detik-detik Tri Suci Waisak 2567BE, wisatawan tercatat ada 2.000 orang saja.
Baca juga: Kesan Tak Terlupakan dari Biksu Tudhong Seusai Tuntaskan Misi ke Candi Borobudur
Ini wajar karena tepat pada prosesi tersebut, TWC tidak membuka akses naik ke struktur Candi Borobudur, dan area pelataran candi dipakai untuk kegiatan ibadah umat Buddha.
"Kalau pagi, sedikit sekitar 1.000-an, karena hanya di halaman zona 2 saja (yang dibuka). Jadi hanya sore lampion sampai malam," imbuh Jamaludin.
Sementara jumlah umat Buddha yang ikut detik-detik Waisak mencapai lebih dari 4.500 orang. Umat yang berada di pelataran Candi Borobudur adalah umat yang memilik kartu identitas (Id Car) Walubi.
Umat yang tidak ber-ID dilokalisir oleh panitia di tenda yang disediakan di sekitar Taman Lumbini TWC.
Adapun pada kunjungan hari biasa, rata-rata sekitar 2.000-2.500 orang per hari. Tingkat kunjungan meningkat saat akhir pekan dan masa liburan yakni bisa sampai 4.500 orang wisatawan setiap hari.
Jamaludin juga mengungkapkan bahwa kuota 1.200 orang yang baik ke struktur Candi Borobudur juga rata hampir terpenuhi, yakni sekitar 1.040 - 1.080 orang per hari. Kuota pasti terpenuhi pada akhir pekan.
Baca juga: Keramahan Indonesia Dipuji Para Pesepeda CulteRide Qatar-Indonesia di Candi Borobudur
Menurut Jamaludin, rangkaian peringatan Hari Raya Waisak menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung ke destinasi super prioritas tersebut. Apalagi penerbangan lampion tidak selalu ada di Candi Borobudur.
Sedangkan bagi umat Buddha, menerbangkan lampion merupakan bagian dari rangkaian ibadah Waisak. Melepas lampion adalan visual melepas harapan dan doa-doa.
"Suasana kemarin (saat Waisak 2567 BE) jadi bagus. Apalagi pelepasan lampion itu atraksi yang setiap saat tidak bisa dinikmati. Jadi mereka (wisatawan) ambil kesempatan itu untuk datang ke Candi borobudur. Ada yang nonton saja dan ada yang menerbangkan lampion," paparnya.
Animo masyarakat yang tinggi terlihat pula pada membludakknya area parkir di area TWC. Pengunjunga banyak yang kemudian memarkir kendaraan di kantong-kantong parkir yang disediakan oleh warga setempat.
Meskipun agenda penerbangan lampion dinilai menarik, pihaknya masih memikirkan jika event serupa digelar di Candi Borobudur pada pergantian Tahun Baru mendatang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.