SEMARANG, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) memperkirakan bakal ada penurunan debit air yang bersumber dari sumur hingga 30 persen pada Juli 2023 mendatang.
Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Yudi Indarto mengatakan, PDAM Kota Semarang sudah mempersiapkan beberapa skenario untuk mengantisipasi penurunan debit air tersebut.
"Kalau pengamanan air minum bakunya, PDAM ada backup system instalasi untuk sumber sumur," katanya saat dikonfirmasi, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Kekeringan Mulai Melanda Gunungkidul, Warga Minta Bantuan Air Bersih
Selain itu, PDAM Kota Semarang juga sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk melakukan pemantauan di beberapa sumber sungai yang disiapkan.
"Sungai tak terpengaruh kemarau karena akan dipantau BBWS," kata Yudi.
Tak hanya dengan BBWS, PDAM Kota Semarang juga sudah melakukan komunikasi dengan Kabupaten Kudus untuk membantu kebutuhan air bersih jika kekurangan sumber air baku.
"Jadi masyarakat tak perlu khawatir," ungkapnya.
Menurutnya, ada beberapa daerah yang berpotensi mengalami kekeringan seperti Tembalang, Gunungpati dan Ngaliyan. Namun, PDAM Kota Semarang optimis dapat mengatasi musim kemarau tahun ini.
"Sumber kita sekarang hampir semuanya sudah dari air permukanan dengan kapasitas produksi 3.300 liter. Tinggal yang dari sumur mata air 700 litet per detik," ujarnya.
Selanjutnya, PDAM Kota Semarang akan menunggu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang untuk distribusi air bersih agar tepat sasaran kepada warga yang memang membutuhkan.
"Intinya kita sudah melakukan persiapan menghadapi musim kemarau," ungkap Yudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.