BULELENG, KOMPAS.com - Sebanyak 28 desa di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, terancam mengalami kekeringan pada musim kemarau 2023. Suhu udara di Buleleng saat ini lebih panas dari biasanya dampak adanya El Nino.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadia Pribadi mengatakan, ada 28 desa yang tersebar di 8 kecamatan yang rawan mengalami kekeringan berdasarkan pemetaan yang dilakukan pihaknya.
Rinciannya, 2 desa di Kecamatan Tejakula, 5 desa di Kecamatan Kubutambahan, 1 desa di Kecamatan Sawan, 1 desa di Sukasada, 4 desa di Kecamatan Banjar, 1 desa di Kecamatan Seririt, 2 desa di Kecamatan Busungbiu, dan 12 desa di Kecamatan Gerokgak.
Baca juga: NTB Siapkan Rekayasa Cuaca Antisipasi Kekeringan Saat Kemarau
Ariadia menyebut, untuk mengantisipasi masyarakat kekurangan air bersih, BPBD bekerja sama dengan PDAM, Damkar, TNI-Polri, serta dinas terkait lainnya.
Para instasi tersebut akan mendukung, untuk penyiapan armada untuk menyuplai air bersih ke desa-desa.
"Sejak April dan Mei saat ini sudah mulai musim kemarau di Buleleng. Menurut BMKG puncaknya bulan Juli hingga Agustus," kata dia, Kamis (4/5/2023).
"Sekarang menurut BMKG ada potensi El Nino yang menyebabkan berkurangnya intensitas curah hujan, sehingga musim kemarau lebih kering dan lebih panjang," kata dia.
Ariadi menambahkan, El Nino terjadi akibat fenomena pemanasan di permukaan air laut di Samudra Pasifik. Kemudian dibawa oleh angin melewati Indonesia, sehingga mengakibatkan suhu udara semakin panas.
"El Nino ini dampaknya lebih banyak ke pengaruh curah hujan semakin rendah dan suhu meninggi. Berbeda dengan La Nina, yang menyebabkan hujan tinggi," ucapnya.
Baca juga: Fenomena El Nino Diperkirakan Terjadi Saat Panen Raya, Ini Kata Moeldoko
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan sisa hujan terakhir dan menampung dengan alat penampungan termasuk untuk berhemat menggunakan air bersih.
Petani diharapkan memperhatikan prakiraan cuaca saat memulai menanam. Mengingat, tahun ini bisa terjadi musim kemarau panjang akibat menurunnya curah hujan.
Selain itu, untuk mengantisipasi kebakaran hutan, ia berkoordinasi dengan petugas Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Masyarakat diimbau tidak membuang putung rokok ke hutan untuk mencegah kebakaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.