Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Penyebab Bus Peziarah Masuk Sungai di Guci Tegal, padahal Rem Tangan Berfungsi

Kompas.com - 10/05/2023, 09:20 WIB
Dita Angga Rusiana

Editor

KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama tim dari Hino bus, melakukan pemeriksaan terhadap bangkai bus yang terjun ke sungai di Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng). 

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan fokus utama dalam pemeriksaan tersebut adalah rem tangan. Sehingga kepada teknisi, Wildan meminta agar mengecek secara detail kondisi celah kampas rem, lalu antara kampas rem ke rem tromol seberapa, dan lain-lain.

Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan bahwa rem tangan dalam kondisi mengunci. Bahkan saat bangkai bus dievakuasi, ban bagian belakang tidak berputar karena mengunci. Sehingga disimpulkan bahwa rem tangan masih bekerja.

Baca juga: KNKT Sebut Kecil Kemungkinan Bus Masuk Sungai di Guci Tegal akibat Rem Tangan Dimainkan Bocah

Namun pihaknya masih akan mencari tahu lebih detil seberapa besar kemampuan rem tangan bekerja. 

"Proses investigasi ini masih cukup panjang. Jadi saya ingin mengetahui lebih detail kemampuan handbrake (rem tangan) untuk menahan itu seberapa besar," katanya dikutip dari Tribunjateng.com.

Dia menjelaskan bus yang mengalami kecelakaan merupakan Hino tipe RK260. Bahkan bus tersebut masih dalam kondisi cukup baru. 

"Bus ini tergolong masih baru karena diproduksi tahun 2020. Selain itu Kir juga masih berlaku," ungkapnya. 

Dia menilai kondisi posisi bus yang di ujung dengan kontur tanahnya menurun berpengaruh pada kerja rem tangan. Selain itu lokasi parkir bukanlah aspal atau beton, melainkan tanah gembur. 

Sehingga, jika di semua sisi ban diganjal akan percuma. Pasalnya, ketika tanah terlindas ban maka akan tenggelam karena konturnya gembur. Apalagi di saat yang sama di dalam bus sudah ada penumpang. 

"Secara desain, bus Hino RK260 ini kemampuannya dibatasi. Bisa jadi karena pada saat mesin bus sedang dipanaskan ada penumpang yang naik dan jumlahnya banyak, sehingga menambah tekanan bus semakin berat. Akhirnya masa makin berat dan muncul gaya dorong dari atas," katanya. 

"Seperti yang kita ketahui, gaya dorong ditimbulkan oleh energi potensial yang rumus nya masa kali gaya gravitasi kali tinggi. Semakin besar masa, maka semakin besar gaya yang akan mendorong bus dari atas ke bawah. Imbasnya, kemampuan rem untuk menahan melemah dan akhirnya turun," ungkapnya. 

Terkait dengan beredarnya kabar anak kecil memainkan rem tangan saat kejadian, dia melihat kemungkinannya kecil. Hal ini lantaran rem tangan berfungsi. 

Apalagi untuk mengaktifkan atau menggunakan tem tangan pada kendaraan bus tidak sembarangan semua orang bisa.

"Kalau saya sementara melihatnya seperti itu. Tapi ya tetap melihat perkembangan selanjutnya, kalau dari kami sesuai data awal tidak menemukan indikasi ada anak-anak yang memainkan rem tangan atau handbrake," pungkasnya. 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Video KNKT Periksa Bangkai Bus Wisata Tangsel Kecelakaan di Guci Tegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Regional
Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Regional
Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com