Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Pelaku Sebut Santri Ponpes di Batam Dianiaya karena Korban Berbuat Asusila dengan Santriwati

Kompas.com - 09/05/2023, 11:05 WIB
Hadi Maulana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Natalis Zega, kuasa hukum dua guru Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Songo Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), yang merupakan penganiaya santri berinisial A, menjelaskan alasan penganiayaan tersebut terjadi. 

Seperti diketahui, polisi menangkap tiga penganiaya santri A, yaitu As'ari (23), Muhammad Lizar (20), dan Muhammad Farhan Haqiqi (21).

Baca juga: Aniaya Santri sampai Babak Belur, 3 Oknum Guru Ponpes di Batam Ditangkap

Zega yang merupakan kuasa hukum Lizar dan Farhan mengatakan, kedua pelaku memukul A karena A telah berbuat asusila dengan santriwati berinisial D (14) di lingkungan ponpes, saat pergantian tahun 2023.

Baca juga: Santri Ponpes di Sragen yang Aniaya Juniornya Divonis 6 Tahun, Lebih Berat dari Tuntutan Jaksa

Zega mengatakan, setelah mengetahui perbuatan itu, Lizar dan Farhan kemudian melaporkan hal ini ke ustaz As'ari.

“Saat itulah pemukulan terjadi yang dilakukan oleh ustaz As’ari dengan tujuan memberikan sanksi kepada santri A,” ujar Zega, kepada Kompas.com di Batam Centre, Senin (8/5/2023) malam.

Zega mengatakan, tidak hanya memukul A hingga lebam, As'ari juga melakukan memukul santriwati D dengan menggunakan jemuran kain yang terbuat dari kawat di bagian punggung. Pukulan masih membekas selama sepekan.

Orangtua D baru mengetahui kejadian itu pada 28 Januari 2023 atau saat pihak ponpes memanggil mereka.

"Saat pemanggilan itu, pihak ponpes tidak menjelaskan apa yang dialami anaknya. Hanya saja, pihak ponpes memberitahu kepada orangtua korban bahwa anaknya telah bermasalah. Namun, permasalahannya tidak diberitahukan secara detail," ungkap Zega.

Sementara, orangtua A penganiayaan itu ke Polresta Barelang dan kedua klien Zega, Lizar dan Farhan ditangkap atas dugaan penganiayaan secara bersama-sama di Ponpes Wali Songo.

"Sebenarnya yang melakukan pemukulan adalah ustaz As'ari. Klien kami Muhammad Lizar dan Muhammad Farhan Haqiqi, hanya melaporkan kejadian asusila yang dilakukan santri A. Bahkan, kedua klien saya ini tidak tahu menahu kalau santri A dipukuli oleh ustaz  As’ari dan mereka datang setelah santri A dianiaya hingga babak belur oleh ustaz As'ari,” ujar Zega.

Zega mengatakan, untuk menutupi perbuatannya, As'ari memerintahkan Lizar dan Farhan untuk memukul A.

"Sebenarnya kedua klien kami ini tidak mau melakukan pemukulan, karena kondisi A sudah babak belur dianiaya oleh ustad As'ari. Namun, karena perintah ustad As'ari, terpaksa Muhammad Lizar dan Muhammad Farhan Haqiqi ikut menampar sebanyak satu kali sehingga mereka berdua dilaporkan secara bersama-sama melakukan penganiayaan itu,” papar Zega.

Zega juga menyebut Lizar dan Farhan bukan guru, tapi hanya tukang masak di ponpes tersebut. 

“Makanya, apa pun perintah yang diberikan ustaz As'ari, keduanya tidak berani untuk membantah,” ujar Zega.

"Klien kami hanyalah korban dari perbuatan ustaz As'ari. Jadi, kami meminta pihak Kepolisian untuk dapat menyelesaikan kasus tersebut secara adil, karena klien kami juga termasuk korban. Kami berharap polisi bisa membebaskan klien kami,” ujar Zega.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Bernufus Budi Hartono mengatakan, keluarga santriwati D telah melaporkan A terkait tindak asusila.

"Benar, bahkan pihak keluarga korban asusila sudah membuat laporan polisi ke Polresta Barelang dan laporannya juga sudah kami terima,” kata Budi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (9/5/2023).

"Saat ini masih kami lakukan penyelidikan, karena laporannya juga baru masuk," ungkap Budi mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angin Kencang, 2 Rumah Hancur Ditimpa Pohon di Aceh

Angin Kencang, 2 Rumah Hancur Ditimpa Pohon di Aceh

Regional
Golkar-PKB Jajaki Koalisi Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Tidak Ada Segmen KIM atau Koalisi Perubahan

Golkar-PKB Jajaki Koalisi Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Tidak Ada Segmen KIM atau Koalisi Perubahan

Regional
Pelajar Tewas, Kapolda Sumbar: Saya Siap Tanggung Jawab Jika Ada Anggota Terlibat

Pelajar Tewas, Kapolda Sumbar: Saya Siap Tanggung Jawab Jika Ada Anggota Terlibat

Regional
Alasan Pelajar di Batam Aniaya Ibunya, Ada Bisikan Gaib

Alasan Pelajar di Batam Aniaya Ibunya, Ada Bisikan Gaib

Regional
Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Pemalang-Batang Km 306

Truk Ekspedisi Terbakar di Tol Pemalang-Batang Km 306

Regional
3 Ekor Nuri Kepala Hitam Diamankan Resort KSDA Dobo dari Merauke

3 Ekor Nuri Kepala Hitam Diamankan Resort KSDA Dobo dari Merauke

Regional
Wanita Terapis Tewas Dilakban dan Diikat, Motor dan Ponsel Raib

Wanita Terapis Tewas Dilakban dan Diikat, Motor dan Ponsel Raib

Regional
Kronologi Pria di Sambas Bunuh Pegawai Koperasi gara-gara Utang Judi Online

Kronologi Pria di Sambas Bunuh Pegawai Koperasi gara-gara Utang Judi Online

Regional
Puluhan Anggota Tim SAR Cari Korban Jalan Ambles di Jembatan Monano

Puluhan Anggota Tim SAR Cari Korban Jalan Ambles di Jembatan Monano

Regional
TNI Sita Senjata Api Rakitan OPM di Maybrat, Sempat Baku Tembak

TNI Sita Senjata Api Rakitan OPM di Maybrat, Sempat Baku Tembak

Regional
Pj Gubernur Jateng: Harganas Jadi Momentum Percepatan Penurunan Stunting di Jateng

Pj Gubernur Jateng: Harganas Jadi Momentum Percepatan Penurunan Stunting di Jateng

Regional
Uang Habis di Judi Online, Seorang Pria Bunuh Petugas Kredit Koperasi

Uang Habis di Judi Online, Seorang Pria Bunuh Petugas Kredit Koperasi

Regional
Pria Berlumur Darah Ditangkap di Hang Nadim, Diduga Tusuk Ibu Kandung

Pria Berlumur Darah Ditangkap di Hang Nadim, Diduga Tusuk Ibu Kandung

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 23 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 23 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Tertimpa Batu Saat Mendulang Emas, Penambang di Mile 46 Papua, Tewas

Tertimpa Batu Saat Mendulang Emas, Penambang di Mile 46 Papua, Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com