Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Terapi Psikoreligius di Ponpes At Tauhid Semarang, Sembuhkan Ribuan Pecandu Narkoba

Kompas.com - 06/04/2023, 02:22 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Selain menerima santri untuk belajar agama Pondok Pesantren At-Tauhid di Semarang, juga berfokus merehabilitasi para korban pecandu narkotika dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Pengasuh Ponpes At-Tauhid Singgih Pradipta Cahya Nugraha menerapkan terapi psikoreligius untuk terapi kesembuhan santrinya yaitu dengan menggabungkan pendekatan sosial dengan spiritual.

"Penyembuhannya itu dari psikoreligius ada 5 terapi pertama edukasi, terapi mandi malam untuk detoksifikasi, elektromagnetik, pengajian secara spiritual, dan terapi hikmah. Anak-anak menjalani kegiatan dan menemukan hikmah dari setiap kegiatan yang mereka jalani, dibantu dari air 1.000 rasa berupa air doa," papar lelaki yang biasa dipanggil Gus Dipta tersebut, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Pondok Pesantren di Semarang Sembuhkan Belasan Ribu Pecandu Narkoba, Santrinya Anak Kiai hingga ASN

Lebih lanjut, bila menangani anak-anak yang sakau, pihaknya menggunakan obat herbal yang diramu sendiri. Dengan bahan dasar air kelapa, telur ayam kampung, dan juga susu murni.

"Ada ramuan sendiri, seperti dari air kelapa, telor ayam kampung, dan susu bear brand," terangnya.

Kini sebanyak 30 santri bermukim di sana, di antaranya 27 santri laki-laki dan 3 santri perempuan. Mereka dibagi tiga kelas dalam proses rehabilitasi.

"Ada 3 kelas. Bagi pengguna yang menggunakan narkoba golongan 1 dimasukkan ke kelas 1 dengan terapi sesuai kebutuhannya, begitu seterusnya,” jelasnya.

Baca juga: Cerita Gus Tanto, Dirikan Pesantren bagi Preman dan Mantan Napi di Semarang, Pernah Nyaris Dibunuh

“Jadi per kamar itu berbeda, meski kegiatan itu sama, tapi terapi dan pendampingnya berbeda. Yang paling parah itu kelas 1 (golongan zat paling tinggi, shabu, ganja)," lanjut Dipta.

Dijelaskan pasien atau santri terbanyak dari kalangan remaja karena mereka cenderung mudah terjerumus dalam pergaulan bebas di masa lalunya.

Meski begitu, Sebagian santri juga merupakan kalangan dewasa usia rumah tangga. Biasanya mereka menggunakan narkoba karena masalah keluarga.

Pihaknya mengaku tidak bisa menjamin waktu kesembuhan pasien pecandu narkoba, tapi lama program rehabilitasi di Ponpes At-Tauhid selama 1 tahun.

"Programnya 1 tahun, 6 bulan pertama itu pemulihan, 6 bulan kedua itu pemantapan. Karena setelah masa pemulihan itu yang paling penting adalah bagaimana setelah rehab itu si anak punya sesuatu yang bisa dikerjakan, ada sesuatu yang dia senangi, biar mereka bisa move on dari narkoba," ungkapnya.

Pada semester kedua, para santri diarahkan untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan minat bakatnya yang difasilitasi oleh Disnaker. Dengan begitu mereka memiliki tujuan yang positif dan mandiri saat lulus nanti.

"Sehingga, dia pas keluar punya bekal, punya sertifikasi, biar dia tidak bingung mau ke mana. Untuk cowok itu biasanya otomotif keterampilannya dan cewe itu masak, menjahit, urusan bumbu dapur, ada MUA, dan ada wirausaha juga yang langsung praktik ke koperasi kita," jelasnya.

Untuk diketahui, Ponpes At-Tauhid terletak di Jalan Gayamsari Selatan Raya, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Ponpes tersebut telah berdiri sejak tahun 1998 dalam naungan Almarhum Kyai Muhammad Sastro Sugeng Al Haddad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com