Salin Artikel

Begini Terapi Psikoreligius di Ponpes At Tauhid Semarang, Sembuhkan Ribuan Pecandu Narkoba

SEMARANG, KOMPAS.com- Selain menerima santri untuk belajar agama Pondok Pesantren At-Tauhid di Semarang, juga berfokus merehabilitasi para korban pecandu narkotika dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Pengasuh Ponpes At-Tauhid Singgih Pradipta Cahya Nugraha menerapkan terapi psikoreligius untuk terapi kesembuhan santrinya yaitu dengan menggabungkan pendekatan sosial dengan spiritual.

"Penyembuhannya itu dari psikoreligius ada 5 terapi pertama edukasi, terapi mandi malam untuk detoksifikasi, elektromagnetik, pengajian secara spiritual, dan terapi hikmah. Anak-anak menjalani kegiatan dan menemukan hikmah dari setiap kegiatan yang mereka jalani, dibantu dari air 1.000 rasa berupa air doa," papar lelaki yang biasa dipanggil Gus Dipta tersebut, Selasa (4/4/2023).

Lebih lanjut, bila menangani anak-anak yang sakau, pihaknya menggunakan obat herbal yang diramu sendiri. Dengan bahan dasar air kelapa, telur ayam kampung, dan juga susu murni.

"Ada ramuan sendiri, seperti dari air kelapa, telor ayam kampung, dan susu bear brand," terangnya.

Kini sebanyak 30 santri bermukim di sana, di antaranya 27 santri laki-laki dan 3 santri perempuan. Mereka dibagi tiga kelas dalam proses rehabilitasi.

"Ada 3 kelas. Bagi pengguna yang menggunakan narkoba golongan 1 dimasukkan ke kelas 1 dengan terapi sesuai kebutuhannya, begitu seterusnya,” jelasnya.

“Jadi per kamar itu berbeda, meski kegiatan itu sama, tapi terapi dan pendampingnya berbeda. Yang paling parah itu kelas 1 (golongan zat paling tinggi, shabu, ganja)," lanjut Dipta.

Dijelaskan pasien atau santri terbanyak dari kalangan remaja karena mereka cenderung mudah terjerumus dalam pergaulan bebas di masa lalunya.

Meski begitu, Sebagian santri juga merupakan kalangan dewasa usia rumah tangga. Biasanya mereka menggunakan narkoba karena masalah keluarga.

Pihaknya mengaku tidak bisa menjamin waktu kesembuhan pasien pecandu narkoba, tapi lama program rehabilitasi di Ponpes At-Tauhid selama 1 tahun.

"Programnya 1 tahun, 6 bulan pertama itu pemulihan, 6 bulan kedua itu pemantapan. Karena setelah masa pemulihan itu yang paling penting adalah bagaimana setelah rehab itu si anak punya sesuatu yang bisa dikerjakan, ada sesuatu yang dia senangi, biar mereka bisa move on dari narkoba," ungkapnya.

Pada semester kedua, para santri diarahkan untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan minat bakatnya yang difasilitasi oleh Disnaker. Dengan begitu mereka memiliki tujuan yang positif dan mandiri saat lulus nanti.

"Sehingga, dia pas keluar punya bekal, punya sertifikasi, biar dia tidak bingung mau ke mana. Untuk cowok itu biasanya otomotif keterampilannya dan cewe itu masak, menjahit, urusan bumbu dapur, ada MUA, dan ada wirausaha juga yang langsung praktik ke koperasi kita," jelasnya.

Untuk diketahui, Ponpes At-Tauhid terletak di Jalan Gayamsari Selatan Raya, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Ponpes tersebut telah berdiri sejak tahun 1998 dalam naungan Almarhum Kyai Muhammad Sastro Sugeng Al Haddad.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/06/022223078/begini-terapi-psikoreligius-di-ponpes-at-tauhid-semarang-sembuhkan-ribuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke