Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kemeriahan Pawai Ogoh-ogoh yang Pertama Kali Digelar di Kota Solo

Kompas.com - 19/03/2023, 09:15 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pawai ogoh-ogoh pertama kali digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (18/3/2023). Pawai itu untuk menyemarakkan perayaan Hari Raya Nyepi di Solo.

Seperti diketahui, ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan. Pawai ogoh-ogoh ini lazim ditemukan di Pulau Bali.

Baca juga: Dua Cagar Budaya di Kulon Progo Bakal Terkena Proyek Pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-YIA, Apa Saja?

Pawai Ogoh-ogoh di Kota Solo yang melibatkan semua elemen masyarakat serta umat Hindu, dimulai sekitar pukul 15.30 WIB.

Ratusan warga telah memadati rute perayaan di kawasan Balai Kota Solo dan Jalan Jenderal Sudirman menjelang pawai ogoh-ogoh digelar. 

Selama pawai, sejumlah ogoh-ogoh ditampilkan dan diarak, seperti halnya tikus raksasa yang dianggap sebagai hama pertanian, ikut diarak dalam kesempatan ini.

Tampak Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan anak pertamanya Jan Ethes, ikut dalam rombongan arak-arakan, menggunakan baju Payas Agung berwarna putih.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan anaknya Jan Ethes Srinarendra saat pawai Ogoh-ogoh di Kota Solo, Sabtu (18/3/2023)KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan anaknya Jan Ethes Srinarendra saat pawai Ogoh-ogoh di Kota Solo, Sabtu (18/3/2023)
Warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Reski Gitami (32) yang datang melihat pawai ogoh-ogoh mengaku sangat takjub akan aktivitas toleransi antar beragama ini.

"Seru menyenangkan karena yang pertama kali di Solo dan aku juga pendatang di sini baru 12 bulan Jadi ini kayak biasanya di Bali, bisa melihat langsung di Solo," kata Reski Gitami, di sela-sela pawai ogoh-ogoh.

 

"Apresiasi banget untuk pemerintah. Karena toleransinya, dengan walaupun ini bukan mayoritas (agama) di sini. Tapi bagaimana mereka mau menghargai setiap agama dan bagaimana manusia melakukan budaya ogoh-ogoh ini," lanjutnya.

Senada dengannya, Umat Hindu asal Singaraja Bali, Made Agung Nugraha (30) mengatakan, bangga dengan adanya pawai ogoh-ogoh yang pertama kali digelar di Solo ini.

"Benar-benar umat Hindu merasa bangga sekali. Karena diberikan kesempatan oleh Mas Wali (Gibran Rakabuming Raka) untuk mengadakan acara seperti ini. Seperti halnya kan dia memutuskan bahwa semua umat bisa berapresiasi, dan sangat berterima kasih, berharap ini bisa berjalan terus," kata Made Agung Nugraha, setelah pawai ogoh-ogoh.

Dalam momen itu, Nugraha juga mengaku sangat dihargai oleh warga Kota Solo yang bisa menerima dan menghargai pawai ogoh-ogoh itu.

"Antusias non Hindu juga ini, mungkin merasa terhibur juga dengan adanya hal. Seperti ini halnya kemarin ada event Imlek di sini dan sekarang kita dipegang kesempatan (Pawai Ogoh-ogoh) untuk memperingati hari ini. Sangat bangga banget kita bisa melihat lagi benar-benar Indonesia yang mencetuskan Pancasila," ujarnya.

Baca juga: Dua Cagar Budaya di Kulon Progo Bakal Terkena Proyek Pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-YIA, Apa Saja?

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Solo Ida Bagus Komang Suarnawa mengatakan, pawai ogoh-ogoh ini pertama kali digelar untuk menyambut Nyepi di Kota Solo.

"Pertama kali ini umat Hindu yang sedikit di Solo, ternyata terwujud toleransi. Kami ucapakan terimakasih harapan kedepan semoga lebih semangat lagi dan tentu juga moderasi beragama toleransi kerukunan antar agama," jelasnya, pada Sabtu (18/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com