Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kekayaan Berlimpah Oknum Pegawai Pajak yang Tidak Wajar, Buruh Jateng Minta Menkeu Copot Dirjen Pajak

Kompas.com - 13/03/2023, 21:48 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Buntut masalah pejabat perpajakan yang belakangan ramai memiliki harta berlimpah di luar kewajaran, buruh Jateng meminta ketegasan pemerintah dan Menteri keuangan Sri Mulyani untuk mencopot Jabatan Dirjen Perpajakan.

"Dalam kondisi rakyat seperti ini, kondisi upah buruh menurun karena omnibus law, petani yang susah mendapat kesejahteraan karena impor beras. Tiba-tiba pola hidup pejabat kita berfoya-foya ini sangat sangat menyakitkan bagi kalangan kami menengah ke bawah. Pemerintah harus bertindak tegas. Ibu Sri Mulyani kami harap harus tegas, copot Dirjen Pajak," kata Aulia Hakim, Korlab Aksi, Senin (13/3/2023).

Baca juga: Kementerian ATR/BPN Belum Berencana Panggil Istri Kepala BPN Jaktim yang Kerap Pamer Kekayaan

Hal itu disampaikan di sela aksi unjuk rasa puluhan buruh perwakilan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesi (KSPI) dan elemen serikat buruh Jateng di depan gedung DPRD Jateng.

"Dirjen Pajak boleh berprestasi, tapi Pak Suryo Utomo harus dicopot karena dia bertanggung jawab atas konsekuensi jabatannya, untuk menetralisir ini, Mundur! Tanamkan itu rasa malu, karena Pak Suryo Utomo selaku Dirjen Pajak tidak becus membimbing bawahannya mengawasi teman-teman pegawai pajak di bawahnya," tegasnya.

Terlepas prestasi yang telah dicapai selama ini, Aulia menilai Menkeu perlu menunjukkan sikap tegas dengan mencopot Dirjen Pajak sebagai bentuk tanggung jawab atas perilaku anak buahnya.

"Kementerian Keuangan, saat ini harus bertanggung jawab, saat ini banyak rekening (gendut) yang ditemukan, bahkan dari Pak Mahfud MD juga menemukam, ada Rp 300 triliun dan yang tidak bertuan, artinya ini ke rekening-rekening gedung pejabat ini semua cek di perpajakan jangan sampai ini telat, kalau telat maka ada gerakan terkait boikot pajak bisa saja terjadi kalau tidak diantisipasi, apalagi buruh kami 80 persen rakyat di ind adalah buruh," lanjutnya.

Pasalnya kejadian tersebut menimbulkan kebimbangan kaum buruh terhadap penggunaan untuk pembangunan bangsa dan negara. Untuk itu perlu tindakan tegas demi mengembalikan kepercayaan publik.

"Inilah cara kami mencintai bangsa dan negara ini memohon pemerintah harus bertindak cepat, saat ini kan sudah banyak serikat-serikat boikot pajak tidak menbayar pajak, maka jangan sampai terjadi seperti itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya meminta DPR dan BPK segera membentuk tim khusus untuk audit forensik penerimaan pajak negara.

Baca juga: Pejabat Pemprov Gorontalo Dilarang Pamer Kekayaan dan Kurangi Main Medsos

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com