KOMPAS.com - Berita Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku masih memiliki cicilan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp 10 juta sebulan menjadi sorotan pembaca.
Hal itu terungkap saat dirinya ditanya wartawan soal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) miliknya yang diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sementara itu, kebijakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di NTT masuk pada pukul 05.00 Wita terus jadi sorotan.
Sejumlah Kepala Sekolah (Kepsek) di Manggarai Timur, NTT, mempertanyakan kebijakan Gubernur Viktor Laiskodat itu.
Berikut ini berita populer regional selengkapnya:
Gibran menceritakan, saat ini dirinya masih punya cicilan dua unit rumah yang berada di daerah Sumber, Kota Solo.
Dia mengatakan membeli rumah tersebut secara kredit sebelum menikah dengan Selvi Ananda.
Gibran menyebut telah mencicil rumahnya tersebut selama 15 tahun. Setiap bulannya dia menyetor sebesar Rp 10 juta.
"KPR-nya sudah berjalan 15 tahun. Lima tahun lagi mungkin (selesai)," ungkapnya.
Baca berita selengkapnya: Cerita Gibran Punya Cicilan KPR Belum Lunas, Sudah Setoran Selama 15 Tahun
Kepala SMK Santo Bartolomeus Benteng Jawa, Kecamatan Lambaleda, Frumensius Menjulun, menjelaskan, banyak siswa di sekolahnya harus berjalan kaki belasan kilometer untuk sampai ke sekolah.
Hal itu membuat kebijakan Gubernur NTT Viktor Laiskodat tak sesuai dengan kondisi tersebut.
"Sekolah-sekolah yang berada di pegunungan dan pelosok Manggarai Timur tidak setuju dengan kebijakan ini. Kebijakan yang sudah biasa dilaksanakan jam pembelajaran jam 07.00 Wita pagi, masih ada siswa siswi yang datang terlambat," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/3/2023).
Baca berita selengkapnya: Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi, Kepsek Daerah Pegunungan di NTT: Jam 7 Saja Masih Ada yang Telat