Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Gagal Panen dan Sulit Dapat Pupuk Bersubsidi, Harga Cabai di Purworejo Naik Signifikan

Kompas.com - 10/01/2023, 15:01 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Pasokan cabai rawit ke pedagang di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Purworejo saat ini terus berkurang. Kurangnya pasukan cabai ini dikarenakan sebagian petani cabai di Purworejo gagal panen.

Akibatnya, harga cabai di pasar tradisional naik secara signifikan. Kondisi ini terjadi karena para petani mengalami gagal panen akibat cuaca buruk yang sudah terjadi sejak awal Desember 2022 lalu.

Tulus (40), salah satu petani cabai di Purworejo menjelaskan, para petani mengalami gagal panen akibat cabai banyak yang membusuk. Kondisi cuaca Purworejo yang hujan terus menerus mengakibatkan cabai membusuk sebelum dipanen.

Baca juga: Harga Cabai di Semarang Mahal, Pedagang Makanan Pilih Kurangi Porsi Cabai meski Rasanya Hambar

"Panen kurang memuaskan karena kondisi cuaca, patek dan penyakit layu fusarium," kata Tulus saat ditemui di lahan pertanian cabai miliknya.

Tulus menjelaskan, saat kondisi cuaca yang kurang bersahabat seperti ini akan menimbulkan penyakit patek (antraknosa) dan layu fusarium.

Patek adalah penyakit disebabkan oleh jamur Colletotrichum acutatum Simmon yang dapat menyerang semua fase buah cabai baik yang masak maupun yang masih muda, tetapi tidak menyerang daun dan batang tanaman cabai.

Sementara itu penyakit layu fusarium pada tanaman cabai menjadi salah satu ancaman serius karena penyakit ini dapat menyebabkan tanaman cabai mati.

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Jika tanaman cabai telah terinfeksi penyakit ini, maka tidak bisa diobati dan tanaman akan mati.

Penyakit ini akan menyebar dengan sangat cepat dari tanaman satu ketanaman lain, ketika dalam cuaca hujan dan pH tanah menurun.

"Untuk layu fusarium contohnya seperti ini," kata Tulus sambil memperlihatkan tanaman cabai yang telah layu.

Tulus mengaku, pada musim panen kali ini ia hanya mampu memanen sekitar 40 persen saja dari tanaman cabai miliknya. Selain dihantam oleh buruknya cuaca, Tulus mengaku juga kesulitan mendapatkan pupuk. "Untuk pupuk masih tersendat, pupuk bersubsidinya," kata dia.

Berdasarkan pantauan, di Pasar Pagi Purworejo harga cabai rawit mencapai harga Rp 45.000 perkilonya. Untuk harga cabai merah besar di harga Rp 35.000 perkilonya.

"Cabai hijau harganya Rp 18.000 sekarang," kata Sulastri salah satu pedagang pasar.

Baca juga: Harga Cabai di Semarang Tembus Rp 70.000 Per Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com