Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Melandai, RSKI Pulau Galang Ditutup Desember Ini

Kompas.com - 17/12/2022, 10:27 WIB
Hadi Maulana,
Krisiandi

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akan berhenti beroperasi pada akhir 2022 ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri mengatakan penutupan ini dilakukan seiring dengan terus berkurangnya pasien di RSKI Galang dalam setahun terakhir belakangan ini.

“Alhamdulillah kasus covid di Kepri terus melandai, makanya RSKI Galang akhir tahun ini ditutup,” kata Bisri melalui telepon, Sabtu (17/12/2022).

Ia mengatakan untuk kelanjutan alih fungsi rumah sakit tersebut, pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI.

Baca juga: Satgas: Laboratorium Penelitian Virus di Pulau Galang Masih Dalam Perencanaan

“Apakah akan dijadikan laboratorium atau rumah sakit khusus lainnya, kami masih menunggu keputusan Menhan, karena bukan punya Kepri,” papar Bisri.

Seiring dengan penutupan ini, Bisri mengatakan, yang mesti jadi perhatian adalah persoalan hak para relawan yang belum dibayarkan.

“Info yang saya dapat uang makan relawan lebih kurang setahun belakangan ini tak kunjung cair, para relawan juga sempat datang ke saya minta kejelasan, tapi itu kan keputusannya dari pusat pembayarannya,” terang Bisri.

Uang makan belum dibayar

Sementara itu, para relawan RSKI Galang, Batam, Kepri memilih bertahan di rumah sakit hingga instentif uang makan mereka dicairkan meski nantinya RSKI Galang ditutup.

Perwakilan relawan RSKI Galang, Alhamzah mengatakan para relawan masih menuntut insentif uang makan yang belum dibayarkan sejak April 2022 lalu.

“Kami hanya minta insentif kami dibayarkan sejak April 2022 hingga saat ini, makanya kami pilih tetap bertahan di RSKI Galang,” kata Alhamzah.

Hamzah begitu panggilan akrabnya mengaku, selain belum dibayarkan insentif mereka, bertahannya mereka di RSKI Galang juga dikarenakan sebagian besar tim medis berasal dari luar Batam.

“Teman-teman yakin jika kami pulang ke daerah kami masing-masing, sudah tidak sempat untuk memperjuangkannya, makanya kami pilih untuk bertahan disini,” terang Hamzah.

Menurutnya, insentif uang makan mereka memang harus diperjuangkan karena per bulannya mencapai Rp 2,5 sampai Rp 3 juta.

“Jika dikalkulasikan selama sembilan bulan, maka bisa mencapai kurang lebih Rp 20 juta,” ungkap Hamzah.

Diceritakannya, sebelumnya insentif uang makan tidak dicairkan sejak awal tahun 2022. Namun karena sempat viral akhirnya insentif para relawan ini dibayarkan. Namun hanya untuk tiga bulan.

Baca juga: Cerita Nakes RSKI Pulau Galang 3 Kali Lebaran Bersama Pasien Covid-19, Kangen Kampung Halaman dan Keluarga

“Cair juga kemarin, tapi tiga bulan saja, April hingga saat ini tidak kunjung cair,” sebut Hamzah.

Lebih jauh Hamzah mengaku dalam waktu dekat ini pihaknya akan bertemu dengan Wali Kota Batam dan DPRD Batam untuk mengadukan nasib insentif uang mereka yang belum dicairkan.

“Mudah-mudahan semua ini cepat berakhir, karena kami juga rindu dengan daerah asal kami masing-masing,” pungkas Hamzah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Regional
Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com