Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pegawai Honorer Nunuka Jadi Otak Dugaan Korupsi Proyek Septic Tank yang Rugikan Negara Rp 3,6 Miliar

Kompas.com - 31/10/2022, 10:44 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kejaksaan Negeri Nunukan, Kalimantan Utara, kembali melakukan pemeriksaan mendalam terhadap 4 orang tersangka, dalam kasus dugaan korupsi pembangunan tangki septik komunal dan individual di Kabupaten Nunukan, tahun anggaran 2018, 2019 dan 2020.

MS, KS, MA dan YL, kini menjalani penahanan di Lapas Nunukan, dan akan menjadi saksi kunci untuk menjerat tersangka lain yang mengarah pada sejumlah ASN.

Kasi Pidsus Kejari Nunukan, Ricky Rangkuti, mengatakan, skema proyek yang seharusnya swadaya ini tiba tiba berubah haluan, dengan pengerjaan yang seakan-akan dibuat seperti proyek lelang.

Baca juga: Penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Proyek Septic Tank Terus Berjalan, Kajari Nunukan Duga Ada Keterlibatan ASN

"Sosok yang memiliki peran penting dan menjadi otak dari kegiatan ini adalah sipil bernama MS. Dia merupakan eks honorer di salah satu OPD, tapi memiliki kemampuan untuk memengaruhi oknum yang berkompeten untuk itu," ujarnya, Minggu (30/10/2022).

Penyidik kejaksaan masih menggali, apa yang ditawarkan MS kepada para oknum dimaksud.

Dan apa yang dimiliki MS untuk meyakinkan para oknum ini, mengubah skema proyek septic tank layaknya proyek tender.

"Adakah kemungkinan dia punya sesuatu yang bisa membuat oknum diatas ini akhirnya mengikuti kemauan dia? Semacam perintah dari orang yang berkuasa ataukah model lain? Kita masih dalam tahap penyidikan untuk menetapkan tersangka berikutnya," jawabnya.

Dengan kemampuan MS di bidang konstruksi, ia berhasil meyakinkan sejumlah oknum atas ini, MS lalu mencari pemodal untuk menjamin keuangan demi kelancaran proyek.

Didapatlah MA. Keduanya lalu melakukan survei lapangan dan menggandeng pemodal lain bernama YL.

Baca juga: Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung Diklat Perhubungan, Anggota DPRD Kalbar Ditangkap

Ketiganya sukses melakukan kegiatan 2019 dan 2020, lalu kembali merencanakan kegiatan yang sama pada 2021.

Para pemodal yang memiliki background pengusaha inipun hanya pasif dan mengandalkan MS untuk berbagi keuntungan.

"Ketiganya mulai melakukan pengadaan barang, yang akhirnya menyeret nama KS. KS yang merupakan pengusaha, memiliki link informasi akurat tentang pekerjaan di Nunukan. iapun menawarkan barang, dengan harga tinggi yang seharusnya bisa lebih murah ketika barang dibeli dari tempat lain," lanjutnya.

Karena standar harga yang tidak diketahui masyarakat, KS lalu mengkondisikan seakan akan, barang akan sulit dikirim ketika dipesan dari tempat lain.

Padahal, kata Ricky, sebagai pengusaha, seharusnya KS mengedepankan prinsip kehati hatian dan memastikan kerja sama tersebut memiliki legalitas dan berdasarkan aturan hukum.

KS yang merupakan pimpinan PT KCI ini, juga sempat memberikan diskon untuk beberapa item barangnya, padahal, harga diskon tersebut merupakan standar harga di toko lainnya.

Baca juga: Buron Korupsi di Pontianak Berhasil Terlacak Berkat Vaksin Covid-19 Setelah 1 Tahun Diburu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com