Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unpatti Dipukul Dosen di Kampus, Pelaku Diduga Sedang Mabuk

Kompas.com - 20/09/2022, 17:59 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Salim Souwakil, seorang mahasiswa Program Studi Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Penididkan (FKIP) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon diduga dianiaya oleh dosennya sendiri, FU, hingga babak belur.

Korban yang merupakan mahasiswa baru ini dipukul sebanyak enam kali di bagian wajahnya oleh sang dosen yang diduga sedang mabuk minuman keras.

Penganiayaan itu terjadi di ruang kuliah Program Studi Ekonomi pada Senin (19/9/2022).

Menurut korban, insiden penganiayaan yang menimpanya itu bermula saat dia dan sejumlah rekan-rekannya sedang berada di ruang kuliah. Kemudian, FU datang untuk menanyakan persiapan latihan senam.

Baca juga: Mahasiswa Unpatti Ambon Sandera dan Tendang Truk Pertamina dalam Demo Tolak Kenaikan BBM

Pada saat yang sama, beberapa orang senior dari korban juga meminta korban dan rekan-rekannya segera keluar untuk persiapan mengikuti latihan tarian Tobelo.

“Jadi pas kita keluar ada satu teman yang bilang ‘coba teman-teman cepat keluar’ lalu saya jawab iyo tapi sedikit keras,” kata Salim kepada wartawan saat ditemui di kampus Universitas Pattimura, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Unpatti Ambon Blokade Jalan dan Desak Jokowi Mundur

Ia mengaku, saat menjawab pertanyaan rekannya itu, ternyata RU ada di belakangnya juga. Diduga karena tersinggung, sang dosen tersebut langsung melayangkan pukulan secara berulang kali ke bagian wajah korban.

“Beliau (RU) di belakang saya, jadi beliau salah paham beliau kira saya jawab itu untuk dia ternyata untuk teman saya. Saat itu beliau langsung memukuli saya tanpa bertanya,” katanya.

Akibat pemukulan itu, korban mengalami memar dan bengkak di bagian wajah.

“Dipukul enam kali di bagian wajah,” ujarnya.

Ia menduga terduga pelaku dalam keadaan mabuk karena saat melakukan aksinya, ada bau aroma minuman keras dari mulut sang dosen.

“Ya mulutnya bau minuman keras,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com