Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Jual Beli Lahan Bong Mojo Kota Solo, 19 Orang Diperiksa, 2 Berpotensi Jadi Tersangka

Kompas.com - 12/08/2022, 19:14 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Belasan orang telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan   jual beli tanah di eks pemakaman Bong Mojo milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Solo Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ade Safri Simanjuntak, menjelaskan upaya penyelidikan sejak 18 Juli 2022, lalu.

Dari hasil penyelidikan itu, ada 19 orang telah diperiksa mulai dari warga di lokasi Bong Mojo serta Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman serta Pertanahan (Disperum) Kota Solo.

"Sudah kita minta keterangan tentang verifikasi terkait dengan permasalahan yang terjadi di tanah aset tanah yang bukan miliknya sesuai pasal 385 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)," kata Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, di Polresta Solo, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Pemkot Solo Laporan Oknum Jual Beli Lahan Bong Mojo, Polisi: Sudah Naik ke Penyidikan

Dari hasil pemeriksaan sementara itu, lanjut Ade, ditemukan fakta di lokasi itu telah berdiri ratusan bangunan terdiri dari klasifikasi bangunan yang sudah permanen, semi permanen, berdiri pondasi rumah dan bangunan-bangunan tidak permanen.

"Bahkan kami juga mendapatkan informasi ada juga yang sudah bersertifikat. Nah ini yang masih kita dalami pada tahap 2 penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," jelasnya

Selanjutnya, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Solo bakal segera melakukan gelar perkara untuk menentukan status penyelidikan apakah dinaikkan menjadi penyidikan.

"Kemudian dalam hasil verifikasi rata-rata praktek jual beli ini mulai dari ada yang cuma membayar Rp 250.000 bahkan  dijual sampai dengan Rp 24 juta per-kavlingnya," ujarnya.

Ade menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menetapkan tersangka yang diperkirakan berjumlah 2 orang.

"Insya Allah minggu depan, Jumat atau apa yang lambat Senin minggu depan, kita sudah melakukan gelar perkara penetapan tersangka dalam kasus ini. Diperkirakan ada 2 tersangka yang akan ditetapkan," jelasnya.

Baca juga: Cerita Warga Nekat Dirikan Bangunan Liar di Bong Mojo Solo meski Sudah Tahu Milik Pemkot: Tak Punya Rumah

Disisi lain, Pemkot Solo telah mengantongi Hak Pakai (HP) 71 dan HP 62 eks Bong Mojo dan tidak boleh didirikan bangunan di lokasi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, saat ini masih menunggu hasil penyelidikan pihak Kepolisian.

"Sudah, sudah lapor polisi kemarin. Nanti ditunggu saja prosesnya. Kemarin laporannya kolektif karena kan ada lebih dari satu OPD (organisasi perangkat daerah) yang dirugikan. Ada yang penyerobotan lahan, ada yang perusakan aset juga, temboknya dirusak," kata Gibran.

Bukti-bukti yang telah ditemukan, yakni kuitansi jual beli tanah juga telah diserahkan bahkan sejumlah nama yang diduga merupakan oknum yang memperjualbelikan lahan milik Pemkot Solo juga sudah dilaporkan.

"Nama-nama oknum yang melakukan jual beli sudah ada. Kami tunggu saja prosesnya di kepolisian," ucap dia.

Pemkot Solo sendiri sudah melakukan pendataan warga yang memiliki bangunan di lokasi tersebut.

Termasuk melakukan pengukuran ulang bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Solo, lantaran keberadaan tembok eks Bong Mojo yang menjadi pembatas lahan sebagian hilang karena dirikan bangunan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' Buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" Buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com