Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amdal IKN Mulai Dikaji, Gubernur Isran Noor: Kalian Tidak Usah Lagi Ragu

Kompas.com - 06/07/2022, 12:29 WIB
Ahmad Riyadi,
Khairina

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com -Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mulai dikaji untuk sebagai faktor penting dalam pembangunan.

Dalam mewujudkan hal tersebut, Otorita IKN melakukan konsultasi publik studi amdal rencana kegiatan pembangunan kawasan terpadu IKN dan fasilitas pendukung lainnya pada Selasa (5/7/2022) di Hotel Platinum Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ketua Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Kantor Otorita IKN Nusantara, Dr. Diani Sadiawati mengatakan pembuatan amdal ini sangat penting dilakukan, yakni untuk memastikan dampak dari lingkungan agar benar-benar memberikan kesejahteraan dan lingkungan yang baik dalam rangka pembangunan IKN.

Baca juga: Pembangunan IKN Dimulai, Material Mulai Berdatangan, Ops Nusantara Lakukan Pengamanan

 

Dalam diskusi tersebut, Otorita IKN mengundang sejumlah pihak terkait, mulai dari kelompok masyarakat hingga tokoh adat agar mendapat masukan dari masyarakat lingkungan sekitar.

"Karena kita sudah punya rencana induk itu menjadi pegangan, kajian lingkungan hidup strategis juga sudah ada, tinggal amdalnya berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan perlu keterlibatan masyarakat," katanya.

Dalam penyusunan amdal tersebut pihaknya meminta Kementerian PUPR untuk menurunkan tim pendukung.

Pihaknya juga akan menggali berbagai informasi dari hasil kajian yang sudah dilakukan selama ini.

Diani mengatakan pengkajian amdal harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. 

"Bahkan tadi malam (4/7/2022), kita sudah berdiskusi untuk mempersiapkan secara teknis. Bahkan tahapan amdalnya sejalan dengan pembangunan," ujarnya.

Baca juga: Polda Kaltim Siapkan 200 Personel untuk Pengamanan Pendistribusian Logistik IKN

Menurutnya, amdal ini menjadi satu syarat yang sesuai undang-undang yang harus dipenuhi. Sebab dalam rencana induk targetnya 20 persen yang bisa dipakai, sedangkan 80 persen tutupan hijau.

"Tentu kita akan membentuk namanya kota hutan atau smart forest lalu kota berkelanjutan, yang berkaitan dengan lingkungan. Maka itu analisa dampak lingkungan sangat penting," tuturnya

Di tempat yang sama, Gubernur Kaltim Isran Noor menambahkan, ini bagian yang sangat penting di dalam sebuah perencanaan pembangunan, apalagi sebuah ibu kota yang tujuannya adalah membangun kota yang semakin smart, berkelanjutan dan modern.

"Kemudian juga disebut dengan kota ramah lingkungan yang dikenal dengan forest city (kota dalam hutan), bukan hutan dalam kota," tambah Isran usai membuka konsultasi publik amdal.

Menurutnya hal ini memang harus didesain, bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi di sana ada adat istiadat, budaya dan lainnya yang menentukan.

Maka itu harus dikaji dan dikonsultasikan, artinya kawasan ini dikaji, bagaimana lingkungan yang ada dalam KIPP dan diluar KIPP, lingkar 2 dan 3 hingga lingkar selanjutnya.

"Nah sudah benar ini, benar banget dah, kalian tidak usah lagi ragu-ragu dah," tambahnya.

Salah satunya pemberdayaan warga lokal Kaltim, yang memang masuk dalam salah satu data pengkajian. Hanya saja perlu keterlibatan masyarakat untuk bisa meningkatkan kapasitas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Regional
Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Regional
Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com