Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 12 Tahun Dibayar Rp 50.000 per Hektar, Petani Plasma: Dijajah di Tanah Kami Sendiri

Kompas.com - 23/06/2022, 15:48 WIB
Hendra Cipta,
Khairina

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com – Puluhan petani plasma sebuah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) menggeruduk kantor DPRD Kalbar, Kamis (23/6/2022).

Kedatangan petani ini untuk mengadukan nasib mereka. Selama 12 tahun bekerja sama, petani mengaku hanya mendapat hasil Rp 50.000 per hektar.

“Kami merasa dizalimi. Kami dijajah di atas tanah kami sendiri. Pak Gubernur Kalbar, tolong cabut izin perusahaan nakal,” kata perwakilan petani, Zailani.

Baca juga: Lebih dari Sepekan Antre Masuk Pabrik, Kelapa Sawit di Truk Membusuk

Menurut Zailani, rata-rata bagi hasil yang mereka terima hanya Rp 50.000 per hektar.

“Ini tidak masuk akal. Kami sudah capek dibohongi. Bagi hasil kami rata-rata 50.000 per hektar,” ujar Zailani.

Zailani menyampaikan, perusahaan itu telah beroperasi selama 12 tahun. Perusahaan membujuk masyarakat untuk menyerahkan lahan-lahan dengan iming-iming keuntungan.

"Itu tanah leluhur kami, tanpa tanah kami, mereka tidak bisa berinvestasi. Perusahaan telah membohongi kami. Perusahaan munafik," ucap Zailani.

Zailani menyatakan, masyarakat petani plasma saat ini masih menyikapi dengan cara-cara yang prosedural. Masyarakat masih ingin menempuh jalur damai.

“Kalau tidak mau berdamai, kami meminta Gubernur Kalbar cabut izin perusahaan," seru Zailani.

Baca juga: Kapal Pengangkut Kelapa Sawit Karam di Perbatasan Malaysia, Muatannya Hanyut Terbawa Arus

Anggota DPRD Kalbar Suib memastikan pihaknya berada di posisi petani dengan memberjuangkan hak-haknya.

"Kami sudah disumpah untuk membela kepentingan maupun keluhan masyarakat," kata Suib.

Ke depan, tegas Suib, pihaknya menggelar pertemuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Suib juga mendorong pembentukan panitia khusus (pansus).

"Pansus harus ditegakkan, kami sudah membentuk pansus CSR perusahaan. Banyak yang tidak selesai CSR perusahaan. Termasuk persoalan ini," ujar Suib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Regional
Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Regional
Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Regional
Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Regional
Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Regional
TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Regional
Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Regional
Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com