Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Penyembelihan di Salatiga Wajib Sediakan Sarana Perebusan, Peternak Tuntut Ganti Rugi ke Pemerintah

Kompas.com - 14/06/2022, 13:21 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Pedagang dan titik penyembelihan hewan ternak yang berpotensi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), wajib menyediakan sarana perebusan, pembakaran, dan penguburan.

Nantinya hewan yang terpapar PMK dan tak bisa disembuhkan bisa direbus, dibakar dan dikuburkan di lokasi tersebut. 

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga Henni Mulyani mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran PMK di menjelang Idul Adha.

"Wajib itu, mengingat semakin sulit mencari ternak yang sehat. Maka semua titik penyembelihan kurban wajib menyediakan sarana perebusan Kepala, kaki, ekor, jeroan serta lubang pembakaran dan penguburan," jelasnya, Selasa (14/6/2022).

Baca juga: 2.533 Ternak di Kabupaten Bandung Suspect PMK, Pasar Hewan Ditutup

Henni mengatakan data per 13 Juni 2022 tercatat ada 325 hewan yang suspek PMK, yang terdiri dari 324 sapi dan seekor kambing. Dari jumlah tersebut, enam di antaranya mati dan yang dinyatakan sembuh 70 ekor.

Terkait vaksin PMK, kata Henni, untuk Jawa Tengah diperkirakan baru akan diberikan pada Agustus mendatang.

"Namun Salatiga bukan daerah prioritas karena bukan termasuk kantong peternak," paparnya.

Strategi pencegahan lain yang dilakukan adalah dengan pendataan hewan terpapar PMK. Pendataan ini akan dilakukan oleh petugas Dispangtan secara langsung.

"Jadi unsur lain tidak perlu datang dari kandang ke kandang, karena dikhawatirkan malah bisa menjadi media penyebaran PMK," ungkapnya.

Henni menambahkan untuk monitoring hewan kurban, juga diaktifkan dua cek poin guna memantau kesehatan hewan.

"Kita saat ini sedang melakukan pendataan alamat pengepul dan titik penyembelihan ke Dispangtan, agar bisa dimonitoring saat penyembelihan kurban," jelasnya.

Terpisah, Agus Warsito dari Koperasi Andini Luhur mengungkapkan kondisi saat ini sangat parah terkait merebaknya PMK.

"Pemerintah harus bertanggung jawab penuh, karena PMK menyebar disebabkan kebijakan impor daging dan ternak dari negara-negara yang belum bebas PMK. Padahal Indonesia sudah tidak ada PMK sejak 30 tahun lalu," tegasnya.

Dia mengakui saat ini peternak mengalami kerugian besar. Bahkan menurutnya pemerintah seharusnya mengganti kerugian yang ditimbulkan.

"Peternak daging dan susu semua rugi dengan keadaan ini. Pemerintah harus mengganti kerugian yang ditimbulkan, sapi yang mati. Untuk susu, juga terjadi penurunan produksi hingga 50 persen, sehingga setoran ke pabrik menurun," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

[POPULER NUSANTARA] Pegi Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap | Akhir Kasus Norma Risma

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com