BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) mulai memasuki wilayah Kalimantan Timur. Hal ini setelah ditemukannya lima ekor sapi di Berau yang memilik gejala klinis PMK.
Sapi-sapi tersebut mengalami sariawan pada mulut, bibir pecah-pecah dan kaki seperti melepuh.
Adanya kasus suspek di Berau membuat Pemkot Balikpapan memperketat pengawasan. Hal ini sebagai langkah antisipasi jelang Idul Adha.
"Balikpapan statusnya aman, tapi di Berau sudah ada karena ada sekitar lima ekor sapi bergejala klinisnya. Namun positif tidaknya menunggu hasil lab Surabaya," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Peternakan (DP3) Kota Balikpapan, Heria Prisni ditemui di Kantor Pemkot pada Senin (13/6/2022).
Baca juga: Cegah PMK Jelang Idul Adha, Polisi Sekat 4 Titik Perbatasan di Tuban
Sejumlah sampel dari sapi yang ada di Balikpapan telah dikirimkan ke laboratorium, hanya saja tidak ada satupun yang terkonfirmasi PMK.
"Di Balikpapan juga tidak ada gejala klinisnya. Tapi kita tetap ambil sampel kapan itu, dan kita kirim. Hasilnya tidak ada yang positif. Ya sama kayak kita dulu Covid ada namanya Orang Tanpa Gejala (OTG) nah ini Hewan Tanpa Gejala (HTG)," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Heria mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Balikpapan untuk lebih memperketat pengawasan terhadap hewan ternak yang masuk dari luar daerah.
Pihaknya menekankan kepada peternak agar betul-betul menjalankan Standar Operasional Prosedut (SOP).
"Kita perketat berkoordinasi dengan Balai Karantina supaya harus benar-benar menjalankan SOP. Sebelum kesini harus karantina, dan sampai disini harus karantina. Sebelum mendapat surat keterangan dari Balai Karantina bahwa sudah layak untuk dipasarkan kami tidak akan memberikan surat keterangan hewan," jelasnya.
Heria juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin membeli hewan kurban agar memastikan adanya sertifikat kesehatan yang dikeluarkan oleh DP3. Hal ini guna memastikan kondisi sapi benar-benar sehat dan tidak terjangkit PMK.
"Makanya kami mengimbau kepada masyarakat untuk hewan kurban beli lah yang sudah ada sertifikat kesehatan dari Dinas," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.