Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Honorer Lebih Banyak Dibanding ASN, Pemkab Nunukan Minta Kebijakan Khusus

Kompas.com - 07/06/2022, 15:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Surai, meminta ada kebijakan khusus terkait masalah penghapusan tenaga honorer.

"Kita ada di perbatasan negara, gerbang yang menjadi tolok ukur dan barometer kewibawaan bangsa. Di pedalaman, tenaga honorer diperbantukan karena ASN yang minim. Jika itu dihapus, bisa terjadi ketimpangan, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan," ujarnya, Selasa (7/6/2022).

Dia mengatakan sejauh ini, wilayah perbatasan memang belum memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpuni untuk menopang dan mendukung pelayanan yang maksimal.

Baca juga: Bakal Dihapus Tahun 2023, Nasib 5.061 Tenaga Honorer di Blora Terancam

Jika kebijakan penghapusan tenaga honorer disamaratakan dengan wilayah Jawa maka dampaknya akan sangat terasa dan cukup riskan. Baik dari segi sosial, ekonomi, maupun politik.

Bahkan kebijakan ini menurutnya akan menjadi polemik di masyarakat karena berpotensi menyebabkana danya pengangguran baru.

"Bahasa kasarnya, masyarakat akan menyangka pemerintah daerah mengada-ada, meski ini adalah kebijakan pusat yang berlaku dan diterapkan terhadap 450 Kabupaten/kota se-Indonesia,’’imbuhnya.

Jumlah honorer lebih banyak dan belum ada solusi

Surai mengaku hingga saat ini pihaknya belum memiliki solusi atas kebijakan penghapusan tenaga honorer. Menurutnya pihaknya saat ini hanya meminta para ASN memberikan waktu ekstra dalam pelayanan.

Pasalnya mereka nantinya harus lebih bekerja keras, karena jika biasanya ada bantuan tenaga honorer maka ke depannya akan sendirian.

"Sementara ini, kita mengimbau ASN untuk siapkan mental dan fisik. Fisik harus siap karena pekerjaan yang biasanya dibantu honorer, sekarang semuanya sendiri dan butuh lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya. Sementara itu saja caranya, kita pikirkan sambil jalan nanti,’" lanjutnya.

Di Kabupaten Nunukan, ada 3.787 PNS. Sementara jumlah tenaga honorer sebanyak 5.833 orang. Kemudian ada juga 61 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), yang 3 di antaranya merupakan penyuluh pertanian.

Surai mengungkapkan penghapusan tenaga honorer menjadikan Pemda Nunukan dilematis. Pasalnya jika berhitung, dampak ekonomi maka akan cukup terasa.

Misalnya, satu tenaga honorer yang dihapus, memiliki tanggungan keluarga, anak dan istri. Jika 5.000 honorer dihapus maka dampak sosial akan mengkhawatirkan.

"Random dampaknya. Kita berdo’a saja, semoga penghapusan tenaga honorer tidak mengurangi kebersamaan kita dalam membangun Nunukan," harapnya.

SDM Minim dan wibawa Negara dipertaruhkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com