Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bupati Blora Semprot Kandang dan Sapi Milik Peternak Guna Waspadai PMK...

Kompas.com - 20/05/2022, 10:37 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Sebagai salah satu kabupaten penghasil populasi sapi terbesar di Jawa Tengah, sudah sewajarnya masyarakat Blora mewaspadai penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

PMK yang disebabkan oleh Apthovirus dari famili Picornaviridae ini dapat membuat hewan sakit hingga kematian.

Sehingga perlu upaya untuk mewaspadai penyebaran penyakit tersebut.

Baca juga: Daging Ternak Terjangkit PMK Bisa Dikonsumsi, Jeroan dan Tulang Dimusnahkan

Gerak cepat dilakukan oleh Arief Rohman sebagai kepala daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Timur tersebut.

Bupati Blora ini kemudian terjun langsung ke peternakan sapi yang berada di Desa Palon, Kecamatan Jepon.

Tak hanya meninjau, Gus Arief, sapaan akrabnya, juga menyemprot kandang dan sapi milik salah satu peternak di desa tersebut dengan menggunakan disinfektan.

“Sampai saat ini memang belum terdeteksi PMK di Kabupaten Blora," ucap Arief memastikan wilayahnya terbebas dari PMK, Kamis (19/5/2022).

Namun demikian, karena wilayahnya merupakan penghasil sapi terbanyak di Jateng maka langkah kewaspadaan perlu dilakukan.

"Seperti saat ini kita ajak peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang, dan mengontrol gizi ternaknya," kata dia.

Baca juga: Dirjen Peternakan: Kasus PMK Hanya 0,6 Persen Populasi Ternak, Warga Bisa Beribadah Kurban dengan Baik

Sambil mengedukasi masyarakat, Arief menjelaskan PMK disebabkan oleh virus yang menular. Sehingga, penjagaan di wilayah perbatasan perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus tersebut.

"Kami minta juga dinas untuk mengaktifkan pos kesehatan hewan di wilayah perlintasan perbatasan. Termasuk di beberapa pasar hewan untuk dilakukan pemantauan secara rutin," terang dia.

"Jangan sampai ada ternak Blora yang tertular dari luar. Apalagi sebentar lagi akan Idul Adha, kualitas sapi kita harus dijaga,” tegas dia.

Sebagai bentuk kewaspadaan, pihaknya memerintahkan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) untuk menyiapkan obat disinfektan pencegah PMK termasuk vaksinnya untuk disalurkan kepada para peternak.

“Insya Allah disinfektan dan vaksinnya nanti siap. Kita minta dinas terkait bisa melakukan sosialisasi gejala PMK secara masif, sehingga peternak bisa langsung lapor ke Pos Keswan (Kesehatan Hewan) jika menjumpai gejala yang mirip," jelas dia.

Baca juga: Dinas Pertanian Pastikan Hewan Ternak di Banten Aman dari PMK Jelang Idul Adha

Sementara itu, Tekad, salah satu peternak sapi menyambut baik sosialisasi pencegahan PMK dari Pemkab Blora yang dilakukan di desanya.

Pihaknya berharap kegiatan seperti ini bisa dilakukan untuk seluruh peternak di Kabupaten Blora.

“Kita tidak ingin PMK ini masuk Blora, maka sosialisasi seperti ini sangat baik jika diberikan kepada seluruh peternak. Bisa saja diberikan saat di Pasar Hewan ketika para peternak berkumpul," kata dia.

"Saya sendiri selalu memperhatikan kebersihan kandang, dan mengoptimalkan gizi makanan sapi. Jika sapinya sehat, inshaAllah tidak mudah kena virus,” ujar Tekad yang memiliki sekitar 25 hewan ekor sapi.

Untuk diketahui, berdasarkan data yang ada di DP4, jumlah populasi sapi di Kabupaten Blora pada tahun 2021 mencapai 275.741 ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com