Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DLHK Uji Sampel Limbah Misterius yang Muncul di Teluk Bima

Kompas.com - 19/05/2022, 15:49 WIB
Junaidin,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bima melakukan uji sampel limbah misterius yang muncul di perairan Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Dinas Lingkuhan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bima Syarif Bustaman mengatakan, sampel baru dari limbah itu sudah diambil untuk pengujian di Labkesda dan laboratorium internal DLHK. 

"Teman-teman dari pengendalian sudah kita arahkan untuk mengambil sampel. Pengujiannya sementara yang segera di Labkesda sama laboraturium internal kita di DLHK," ujar Syarif dikonfirmasi, Kamis (19/5/2022).

Baca juga: Limbah Misterius Muncul Lagi di Teluk Bima NTB

Syarif menuturkan, pengujian sampel itu dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan dalam limbah tersebut.

Dari hasil pengujian sampel itu, pihaknnya memastikan apakah limbah misterius yang muncul sama dengan fenomena kemunculan limbah yang sempat menuai polemik pada 27 April lalu. 

"Paling tidak kita identifikasi dulu jenis kandungannya di Labkesda. Kalau yang sekarang ini dia sporadis, tidak semasif seperti (limbah) tanggal 27 April 2022," imbuh Syarif.

Syarif mengungkapkan, petugas menemukan limbah misterius itu mengapung secara sporadis di permukaan air Teluk Bima, mulai dari Lingkungan Niu, Wadu Mbolo dan pesisir pantai lawata Kelurahan Dara Kota Bima.

Meski demikian, Syarif mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kemunculan limbah misterius itu sehingga harus diuji terlebih dahulu.

"Belum bisa kita prediksi nanti kita cek dulu dia," ujarnya.

Baca juga: Teluk Bima Diduga Tercemar Limbah, Ada Gumpalan Jeli yang Sebabkan Ikan Kecil Mati

Menurut Syarif, karena sebaran limbah ini tidak merata seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, nelayan yang sudah mulai melaut tidak terganggu aktivitasnya.

"Kemarin juga sudah ada beberapa nelayan yang mulai melaut seperti kondisi normal," ungkap Syarif.

Sementara itu, Dahlan, Ketua kelompok nelayan di Lingkungan Niu mengatakan, beberapa anggotanya sudah mulai aktif melaut meski ada kemunculan limbah misterius ini.

Meski begitu, diakui hasil tangkapan ikan saat ini tidak seperti biasanya.

"Akibat fenomena ini memang penghasilan kita kurang. Biasanya dapat Rp 100.000, sekarang sedikit kurang," tandas Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com