Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Gorengan Siasati Harga Bahan Baku Tahu Tempe yang Mengalami Kenaikan

Kompas.com - 22/02/2022, 10:39 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Melambungnya harga bahan baku pembuatan tahu tempe di pasaran cukup berdampak pada nasib para penjual gorengan di Kabupaten Blora.

Mereka mempunyai siasat masing-masing dalam menyikapi permasalahan yang sedang terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Salah seorang penjual gorengan asal Kecamatan Banjarejo, Edi mengatakan perlu menaikkan harga gorengannya terutama tempe. Sebab, apabila tidak dinaikkan dirinya akan mengalami kerugian.

Baca juga: Keluh Kesah Penjual Gorengan Hadapi Kelangkaan Minyak Goreng: Carinya Susah Sekali

"Terpaksa dinaikkan," ucap Edi saat ditemui Kompas.com di lapaknya, Senin (21/2/2022).

Apabila biasanya dirinya menjual tempe goreng perbuah Rp 500, maka dengan adanya kenaikan pada bahan baku tempe, Edi menjual tempe gorengnya seharga Rp 2.000 untuk tiga buah.

Dirinya juga mengatakan, harga tempe di pasaran per ikat biasanya Rp 2.000, tapi dengan adanya kenaikan tersebut, saat ini harga tempe per ikat di pasar menjadi Rp 2.500.

"Harga tahu di pasar juga naik, biasanya perikat Rp 6.000, sekarang jadi Rp 8.000," terang dia.

Beda Edi, beda pula Andre. Ia yang mengaku sudah berjualan gorengan selama sebelas tahun memiliki strategi berbeda dalam menyikapi naiknya harga bahan baku tahu tempe.

Andre menjelaskan dirinya tetap menjual tempe goreng dengan harga biasa, meskipun keuntungan yang didapatkannya menurun.

Baca juga: Tukang Gorengan di Tangsel Terdampak Minyak Goreng dan Tahu Tempe Langka, Penghasilannya Turun

"Enggak ada, masalahnya kalau harga dinaikkan nanti konsumen kasihan juga kan, jadi ya untung sedikit enggak apa-apa yang penting sama-sama jalan," kata Andre sambil menggoreng gorengannya.

Meskipun tidak menaikkan harga jualannya, Andre mengaku mengurangi ukuran tempe yang akan digoreng.

"Jadi tempenya dikurangi ukurannya, untuk menarik pelanggan biar tetap berjalan, kalau dinaikkan bakul tempenya pikir-pikir, lha cari minyaknya itu yang susah. jadi strateginya gitu, biar dikurangi enggak apa-apa tapi harganya tetap," jelas dia.

Sebagai wirausaha kecil-kecilan, dirinya berharap kepada pemerintah agar dapat menstabilkan harga kedelai di pasaran.

"Harapannya kan kalau pengusaha kecil kayak gini kan seharusnya harga kan dinormalkan, ya mungkin pemerintah penginnya UMKM ini kan berjalan, tapi mungkin ada sesuatu yang orang lain enggak tahu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com