SOLO, KOMPAS.com - Umat Kelenteng Tien Kok Sie, Jalan RE Martadinata Solo, Jawa Tengah melakukan sembahyang Imlek secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Pantuan Kompas.com, sembahyang dilakukan umat sekitar pukul 21.00 WIB, tampak mereka secara bergantian memantik api di dupa dan menyalakan lilin.
"Malam Imlek ini menaikkan persuguhan dari pengurus ke umat, tadi juga memeringati kelahiran Buddha Maitreya, dan nanti dilanjutkan sembahyang bersama untuk akhir tahun," ujar Pengurus Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Cakra, kepada Kompas.om setelah sembahyang, Senin (31/1/2022).
Baca juga: Perayaan Tahun Baru Imlek 2022 di Kelenteng Hok Tik Bio Blora Digelar Sederhana
Selama pandemi Covid-19, ada beberapa penyesuaian saat melakukan sembahyang di Kelenteng.
"Tadi hanya 20-30 orang untuk malam Imlek, bisanya bisa menampung 50 orang lebih," jelasnya.
"Durasi masih sama antara satu setengah jam hingga satu jam untuk satu prosesi, kita batasi masuknya kalau udah penuh kita tahan dulu," lanjutnya.
Pembatasan umat di dalam kelenteng dilakukan agar tidak menimbulkan krumunan didalam kelenteng.
Serta dilakukan perketatan protokol kesehatan (Prokes) secar menyeluruh, tampak umat diwajibkan mengunakan masker, cuci tangan, cek suhu hingga wajib vaksim dua kali.
"Acaranya tidak terlalu banyak, jadi kita melakukan ibadah secara terbatas serta ada kesadaran dari umat tidak sepenuhnya datang ke kelenteng bagi yang sehat dan menghindari krumunan didepan (kelenteng)," ujar dia.
Baca juga: Saat Kebakaran Datang Tak Kenal Waktu, Baju hingga Makanan untuk Imlek Habis Dilalap Api...
Cakra menjelaskan tahun ini di Kelenteng Tien Kok Sie Solo, tidak menggelar ritual mandi Buddha, yang bisanya dilakukan setiap tahunnya sebelum pandemi Covid-19.
"Rencananya kami tidak akan mengelar mandi Buddha, tapi kami ganti dengan nara persembahan saja," jelasnya
Sementara itu, umat lain di Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Tian Wisnu Wardhana (23) merasakan kemeriahan malam Imlek tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Yang bisanya adanya pertunjukan barongsai, panggung pertunjukan hingga pesta kembang api ditiadakan.
"Sebelumnya kemeriahan lebih meriah sebelum pandemi, tapi kekhusukannya dan niatanya tetap sama," tutur Tian, kepada Kompas.com, Senin (31/1/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.