MATARAM, KOMPAS.com - Para ulama atau tuan guru, tokoh adat dan santri di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar aksi, Senin (3/1/2022).
Aksi yang digelar di dua titik secara bersamaan itu mendesak Polres Lombok Timur dan Polda NTB untuk menindak Ustaz MQ yang membuat video berisi ceramah yang diduga mengandung ujaran kebencian karena mendiskreditkan tradisi ziarah ke makam leluhur yang kerap dilakukan masyarakat Sasak di Pulau Lombok.
Dalam video ceramah yang tersebar di media sosial dan di grup perpesanan Whatsapp, Ustaz MQ menyebut nama beberapa makam yang dikeramatkan warga Lombok.
"Adanya narasi-narasi yang tidak patut dan mengganggu percakapan publik dan interaksi antar komunitas. Supaya tidak terjadi hal-hal di luar kontrol, maka kami serahkan ini pada aparat kepolisian," kata Ketua Majelis Adat Sasak (MAS), Lalu Bayu Windia di Mapolda NTB, Senin.
Baca juga: Terprovokasi Potongan Video Ceramah, Massa Rusak Ponpes di Lombok Timur
Bayu mengatakan, Majelis Adat Sasak (MAS) bersama tokoh agama dan Ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdatul Wathan (NW) ikut serta dalam perkara itu untuk mencari penyelesaian.
"Apa yang kita rasakan di percakapan publik kita, ada gangguan dengan munculnya narasi-narasi yang menurut kami tidak pantas. MAS mengambil peran dalam penyelesaian masalah ini," katanya.
Bayu menjelaskan, orang yang berbicara di video yang menuai persoalan itu adalah warga Sasak. Pihaknya akan meminta orang itu untuk memperbaiki bahasanya dan meminta maaf.
Harapannya, orang tersebut bisa menggunakan narasi yang lebih baik yang tidak mendiskreditkan kelompok tertentu.
Baca juga: Tanpa Teriakan, Massa Berpenutup Wajah Datangi dan Rusak Ponpes di Lombok Timur
Aksi itu berlangsung damai. Tidak ada orasi yang berlebihan dan menyinggung pihak lain.
Massa meminta aparat kepolisian bertindak tegas terhadap pembuat video yang menghina masyarakat karena melakukan ziarah kubur ke makam leluhur mereka.
"Kami mau aparat menangkap ustaz pembuat video berisi ujaran kebencian itu," teriak pendemo yang mengawali aksi mereka dari Gomong Mataram menuju Islamic Center dan Mapolda NTB.