MBAY, KOMPAS.com - Kericuhan antara masyarakat adat dan aparat keamanan kembali terjadi di pintu masuk lokasi pembangunan Waduk Lambo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Senin (20/12/2021).
Kericuhan terjadi saat polisi memaksa masuk ke lokasi pembangunan waduk. Mereka menerobos pintu gerbang dan pagar yang dibangun warga.
Sementara warga yang didominasi ibu-ibu tetap berdiri tegak di gerbang masuk lokasi. Mereka tidak mengizinkan aparat masuk.
Kericuhan pun tak bisa terhindarkan hingga seorang warga bernama Antonius Api ditarik dan ditangkap petugas keamanan. Antonius digiring ke pos jaga aparat keamanan.
Antonius mengaku ditangkap karena menarik baju salah satu polisi agar tidak masuk ke lokasi pembangunan waduk.
"Di jalan, mereka tarik kerak baju saya hingga leher terluka. Sampai sekarang saya masih rasa sakit," tutur Antonius kepada Kompas.com, Selasa (22/12/2021) malam.
Di pos jaga, Antonius mengaku tak diintimidasi polisi. Mereka, kata Antonius, hanya menanyakan otak di balik penolakan pembangunan Waduk Lambo.
"Saya ditangkap dan ditanya siapa otak di balik warga yang tolak lokasi pembangunan waduk Lambo," ungkap dia.
Baca juga: Ibu-ibu Adang Aparat dengan Aksi Telanjang Dada di Gerbang Lokasi Pembangunan Waduk Lambo NTT
Antonius mengaku menolak pembangunan itu atas inisiatif sendiri. Ia tak dipaksa oleh pihak lain. Antonius juga menegaskan, warga di wilayah itu hanya ingin mempertahankan hak atas tanah.
Warga tak ingin tanah ulayat dijadikan sebagai lokasi pembangunan bendungan. Sebab, di atas tanah itu ada pemakaman leluhur dan lokasi yang setiap tahun dijadikan areal ritual perburuan adat.
"Kami punya tanah. Kami tolak ini tanpa ada suruh dari pihak mana pun. Kami tidak mau tanah ulayat kami diobrak-abrik" tegasnya.
Ia pun berharap aparat keamanan tidak lagi bertindak kasar kepada masyarakat yang menolak pembangunan Waduk Lambo. Sebab, masyarakat punya hak untuk mempertahankan tanah warisan leluhur.
Tanggapan Polda NTT
Sementara itu, Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna Budhaswanto menjelaskan, warga mengadang anggota Polri yang terdiri dari personel Polres Nagekeo, BKO Polwan Polres Ende, dan BKO Satuan Brimob Polda NTT di jalan tani menuju lokasi pembangunan Waduk Lambo, Senin pagi.
Saat itu, polisi mengawal tim PT Brantas Abipraya dan PT Waskita yang akan melakukan pengukuran lahan.