BANDUNG, KOMPAS.com - Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Atalia Praratya mengatakan ada tiga santriwati korban pemerkosaan Herry Wirawan (36), guru pesantren di Bandung, yang dikeluarkan dari sekolah karena diketahui menjadi korbam rudapaksa.
Baca juga: Atalia: Total 13 Santriwati Korban Pemerkosaan Herry Wirawan, 8 Anak Melahirkan
Atalia mengatakan, saat kejadian ini mencuat pada Juni 2021 lalu, ada 20 orang yang diamankan di Rumah Aman P2TP2A Provinsi Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, 13 orang menjadi korban dan tujuh orang berstatus saksi.
Baca juga: Atalia Ridwan Kamil Minta Masyarakat Lindungi Santriwati Korban Perkosaan
"Saat ini 10 anak sudah sekolah, lima anak belum sekolah, tiga anak dikeluarkan dari sekolah dengan alasan sudah punya anak dan terkait kasus ini. Dua anak sudah kuliah dan magang," kata Atalia saat dikonfirmasi lewat telepon seluler, Jumat (10/12/2021) malam.
Baca juga: 12 Santriwati Diperkosa Guru Pesantren di Bandung, Atalia Terpukul Saat Ingat Orangtua Para Korban
Dari laporan yang ia terima, awalnya pihak sekolah tak mengetahui kondisi para santri yang pernah menjadi korban pelecehan seksual.
"Jadi awalnya sekolah tidak tahu bahwa korban memiliki anak. Setelah diketahui, maka diberhentikan. Tapi hanya dua korban yang punya anak (dikeluarkan sekolah), satu lagi saya tak tahu yang pasti, anak ini tidak punya bayi tapi dikeluarkan. Ada satu anak lagi yang putus sekolah tapi saya belum tahu penyebab pastinya," paparnya.
Atalia pun berkomitmen untuk membantu pendidikan seluruh korban. Bahkan ia melibatkan Dinas Pendidikan untuk mengetahui kompetensi akademik para korban untuk disesuaikan dengan kelas belajar.
"Karena ternyata beberapa korban ini tidak memiliki ijazah atau ijazah bodong sehingga perlu dilakukan assesment akademik. Karena beberapa orang kebingungan dengan pengetahuan dasarnya jadi dilakukan assesment. Kalau yang masih dianggap kurang mereka disiapkan kejar paket," ucapnya.
"Jadi akan dikaji kembali oleh Kemenag, Kesra dan Disdik agar ke depan anak ini mendapat pengakuan pendidikannya jangan sampai akan masuk ke pendidikan yang lebih tinggi atau pindah sekolah mereka tidak kesulitan karena tidak punya ijazah," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.