Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa di Polewali Mandar Terpaksa Belajar di Kolong Rumah Sebelah Kandang Ayam, Aroma Busuk Menyeruak

Kompas.com - 13/10/2021, 12:24 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi

 

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Tak punya ruangan kelas yang cukup untuk menampung aktivitas belajar bagi seluruh siswanya, SDN 042 Dusun Tondok Bakaru, Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar menggelar pembelajaran tatap muka di kolong rumah. Tempat belajar itu persis di samping kandang ayam milik warga.

Meski siswa mengeluh tidak nyaman dan tidak bisa berkonsentrasi belajar karena tak tahan dengan bau kotoran ayam, para guru terpaksa tetap menggelar pembelajaran tatap muka di lokasi itu karena tak ada alternatif lain.

Puluhan siswa ini terpaksa harus belajar di bawah kolong rumah warga.

Para siswa merasa tidak nyaman belajar karena suasana tempat belajarnya berada tepat di samping kandang ayam milik warga. Selain itu, lantainya juga masih tanah. 

Baca juga: Oknum Guru di Blora Diduga Manipulasi Data agar Lolos PPPK, Pelaku Anak Pengawas Sekolah

Nova Sera, siswi kelas II, mengaku tidak nyaman belajar di samping kandang ayam.

Selain karena aroma busuk kotoran ayam yang kerap menyeruak ke sekitarnya, juga ruangannya terbuka.

Seperti siswa lainnya, Nova berharap sekolahnya bisa segera dibenahi dan ia bisa tenang belajar di ruangan yang layak dan lebih nyaman.

"Suasana belajarnya tidak nyaman, Saya tidak suka belajar di sini karena kotor dan bau karena dekat kandang ayam," kata Nova Sera.

Plt kepala sekolah SDN 042 Ishak Bahar mengatakan, jumlah siswa di sekolahnya sebanyak 83 siswa yang terdiri dari kelas satu hingga enam.

Siswa yang belajar di kolong rumah warga adalah siswa kelas I dan II. Sementara kelas III, IV, V dan VI tetap belajar di sekolah.

Sekolah ini hanya memiliki dua ruang kelas dan tidak memiliki ruangan kantor dan perpustakaan. Para siswa pun terpaksa belajar secara bergilir setiap hari.

Agar siswanya tetap dapat belajar di sekolah, pihak sekolah terpaksa menyiasati dengan cara menyekat dua ruangan kelas sehingga menjadi 4 ruang belajar.

"Dua ruangan ini kami jadikan sebagai kelas yang disekat menjadi empat ruangan sekaligus  dijadikan kantor. Apa boleh buat, terpaksa kita sekat karena ruangan tidak cukup," katanya.

Baca juga: Bupati Jekek Izinkan Sekolah Gelar PTM Terbatas di Wonogiri

Meski fasilitas sekolah tidak memadai, namun protokol kesehatan pembelajaran tatap muka di sekolah ini tetap diterapkan. Seluruh siswa yang hadir wajib memakai masker.

Sebelum masuk kelas, siswa harus mencuci tangan dan cek suhu tubuh.

Sejak dibangun tahun 2012, sekolah ini belum pernah mendapat bantuan.

Pihak sekolah berharap semoga ada bantuan dari pemerintah untuk pembangunan ruangan kelas baru (RKB) agar siswa dan guru dapat belajar dengan aman dan nyaman.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com