YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ucapan syukur tidak lepas dari Pramesti Utami, guru tidak tetap (GTT) yang lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Warga Kalurahan Semin, Kapanewon (Kecamatan) Semin, Gunungkidul, DI Yogyakarta, ini sudah lebih dari 10 tahun jadi GTT.
Pramesti mendapatkan pemberitahuan lolos seleksi dari situs web sekitar pukul 10.30 WIB. Dia pun dinyatakan lolos seleksi tahap pertama.
"Iya, alhamdulillah dinyatakan lolos. Ikut yang tahap pertama," kata Pramesti saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/10/2021).
Perlu diketahui, kisah Pramesti yang merupakan guru SD N Candirejo 2, Semin, sempat viral pada Mei 2020.
Saat itu, dirinya rela mendatangi rumah muridnya untuk mengajar saat pelajaran yang seharusnya didapatkan melalui daring.
Dia harus menyempatkan diri berkunjung ke rumah salah seorang muridnya karena beberapa alasan, seperti sinyal ponsel tidak ada dan keterbatasan pendidikan orangtua, sehingga menyulitkan untuk mengirim tugas.
Selain itu, orangtua jarang mengirim tugas anaknya karena berbagai alasan, mulai dari pulsa tidak ada hingga gawai sering rusak. Padahal, honor menjadi GTT hanya ratusan ribu rupiah per bulan.
"Ya untuk honor sebagai GTT memang tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari," ucap wanita yang menjadi GTT sejak tahun 2010 ini.
Namun, karena guru merupakan pekerjaan panggilan jiwa, Pramesti menjalani dengan iklas.
Sebelum berangkat atau memulai mengajar, dirinya bangun lebih awal dibanding guru yang lain.
Sebab, sejak pukul 02.00 WIB, dirinya mulai berjualan di Pasar Semin.
Untuk mencukupi kebutuhan, dia berjualan bandeng dan ikan yang lainnya. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saya bantu di pasar jam 2 pagi, sampai jam 06.00 WIB. Baru berangkat mengajar," ucap Pramesti.
Wanita lulusan Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) itu saat ini mengajar kelas II SD Candirejo 2.