Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Upacara Kematian Kepercayaan Marapu di Sumba: Jenazah Disemayamkan Sampai Puluhan Tahun (2)

Kompas.com - 21/09/2021, 11:04 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

WAINGAPU, Kompas.com - Kuburan asli bagi penganut kepercayaan Marapu di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut dengan istilah Na Kahali Manda Mbata, Na Uma Manda Mabu yang berarti balai-balai yang tidak akan patah, rumah yang tidak akan lapuk, merujuk ke alam baka.

Model kuburan tersebut terdiri dari lubang yang cukup dalam dan berbentuk bulat atau persegi yang berfungsi menguburkan jenazah dengan posisi duduk bertinggung atau kedua lutut dilipat serupa jongkok. 

Selain lubang persegi atau bulat, terdapat juga batu lempeng berbentuk persegi yang sesuai dengan ukuran permukaan kuburan.

Baca juga: Melihat Upacara Kematian Kepercayaan Marapu di Sumba: Jenazah Dikubur dengan Posisi Duduk (1)

Batu persegi yang dalam dialek setempat disebut "Ana Daluna" itu digunakan untuk menutup lubang kubur.

Kemudian, Ana Daluna ditutup lagi dengan batu lempeng yang berukuran lebih besar.

Lubang kuburan beserta kedua batu penutup tersebut dilindungi oleh sebuah batu lempeng yang berukuran lebih besar dengan ditopang empat batang tiang batu.

"Kuburan seperti itu namanya Reti Ma Pawiti. Biasanya hanya untuk bangsawan, karena biayanya mahal. Rakyat biasa, kuburannya cukup ditutup dengan batu besar saja," ujar Yudi.

Disemayamkan Puluhan Tahun

Keluarga inti yang sedang berduka biasanya melakukan musyawarah untuk menentukan waktu penguburan jenazah.

Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur Yudi Umbu T T Rawambaku mengatakan, jenazah bisa disemayamkan berbulan-bulan bahkan hingga puluhan tahun.

Baca juga: Pemkab Sumba Timur Izinkan Belajar Tatap Muka di Kecamatan Berstatus Zona Hijau Covid-19

"Kalau jenazah tersebut masih lama dikuburkan, maka disimpan di salah satu kamar dalam rumah (Puhi La Kurungu). Atau bisa juga dikuburkan sementara, namun belum dibuatkan upacara (Dengi Tera)," jelas Yudi.

Apabila jenazah belum dibuatkan upacara penguburan secara adat, pihak keluarga harus mengutus Wunang (juru bicara) untuk memberitahukan kepada semua keluarga atau kerabat bahwa orang bersangkutan telah meninggal.

"Supaya keluarga yang jauh jangan menyangka bahwa yang bersangkutan masih sehat atau masih hidup," tutur Yudi.

Pada saat menjelang upacara adat penguburan, keluarga dari orang yang telah meninggal dunia biasanya melakukan pertemuan.

Hal tersebut dilakukan untuk membahas persiapan keluarga duka dan menentukan orang yang akan diundang saat penguburan.

Baca juga: Polisi Bongkar Kasus Pencurian Kuda di Sumba Tengah, Ada yang Digunakan untuk Upacara Adat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com